
Ide adalah padanan kata gagasan. Dalam sebuah kebuntuan orang sering menginginkan ide agar keluar dari permasalahan yang dihadapi. Ide biasanya didapat karena ada perasalahan yang muncul. Dengan tekanan pemikiran biasanya akan muncul ide-ide yang kira-kira dapat menyelesaikan masalah. Dngan permasalahan yang dihadapi akan cepat menemukan ide walauaun ide yang didapat terkadang tak masuk di akal.
Kegiatan menulis
merupakan kegiatan yang memerlukan ide-ide agar menjadi tulisan yang terfokus
pada suatu permasalahan. Ide yang tertangkap akan diaktualisasikan ke dalam
rangkaian kata-kata yang bertautan menjadi kalimat dan paragraf. Tanpa adanya
satu ide yang menaungi sebuah paragraf, maka paragraf yang muncul akan menjadi
paragraf yang tak padu. Ide akan mengikat tulisan agar naskah yang tercipta
menadi kabur.
Menurut Budiman
Hakim atau sering disebut Om Bud, menulis itu bisa tanpa ide. Tulisan yang
bagus adalah yang mampu menggugah emosi pembacanya. Ketika seorang pembaca sedang
membaca novel kemudian menangis tersedu-sedu karena isinya menguras air mata,
maka novel tersebut dapat dibilang sukses. Begitu juga kalo menulis buku humor,
maka buku itu harus mampu membuat pembaca tertawa terbahak-bahak. Artinya
ketika orang menangis atau tertawa, maka di situlah saat tulisan itu mampu
menggugah emosi pembacanya.
Ketika
ingin menulis, seringkali gak punya ide, untuk mengantispasi hal ini ada dua
hal yang bisa dilakukan.
1. Melibatkan
Emosi.
Tuliskan
semua perubahan emosi dalam kehidupan sehari-hari. Metode ini biasa disebut dengan
cerpenting. Singkatan dari Cerita
Pendek Tidak Penting. Cerpenting adalah metode menuliskan peristiwa kecil yang
terjadi di sekeliling kita.
2. Mengundang Emosi
Metode
yang kedua adalah memancing emosi. Dari emosi yang didapat bisa dikonversikan
menjadi ide. Kalimat motivasi, "Jangan
tunggu kaya lalu baru berderma. Berdermalah dulu maka insyaa Allah kita akan
menjadi kaya." Atau "Jangan
menunggu bahagia lalu baru tersenyum. Tersenyumlah maka kebahagiaan akan datang
padamu."
Sebuah karya
tulisan harus didasari dengan ide yang akan dikembangkan menjadi sebuah tulisan
yang bisa mengkomunikasika antara penulis dan pembaca. Dalam pegembagannya
tulisan tersebut pada kesimpulannya akan terdapat kesamaan persepsi antara
penulis dan pembaca sesuai dengan ide yang dikemukakan oleh penulis.
Setiap manusia itu dibekali dengan kecerdasan dan kreativitas
yang berbeda-beda. Apabila mendengar "orang itu cerdas", biasanya
berpikir bahwa orang tersebut pandai dan mempunyai prestasi
yang baik dalam belajar terutama yang menyangkut kognitif. Sebenarnya secara
umum kecerdasan atau intelegensi yaitu kesanggupan mental untuk memahami,
menganalisis secara kritis, cermat, dan teliti, serta menghasilkan ide baru
secara efektif dan efisien.
Selain cerdas ada lagi istilah kreatif. Kreativitas dapat
diartikan merupakan kemampuan untuk berpikir tentang sesuatu yang baru dan
tidak biasa dan menghasilkan penyelesaian yang unik terhadap berbagai
persoalan. Yang mencerminkan kepribadian kreatif, diantaranya, mempunyai
daya imajinasi yang kuat, mempunyai inisiatif dan minat yang luas, bebas dalam
berpikir, bersifat ingin tahu, selalu ingin mendapat pengalaman baru, percaya
diri, penuh semangat dan berani mengambil resiko. Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan ide-ide dan
konsep-konsep baru dan juga untuk membuat atau memproduksinya.
Karena kreativitas adalah bagian dari menjadi kecerdasan, maka
harus dipancing untuk menumbuhkan kreativitas seseorang. Yaitu dengan memancing
kasus atau memunculkan masalah sehigga akan muncul pula ide.
Bagaimana mencari ide dalam menulis?
Bagi penulis pemula berbagai kendala yang ada selama menulis memang harus
menjadi perhatian. Jangankan menemukan ide, untuk memulai menulis pun
tak tahu harus dari mana. Kata pertama yang harus ditulis kata apa. Padahal
suda berada didepan laptop sekian lama, namun belum ada sepatah kata pun yang
diketikkan. Hal yang harus dilakukan tentu saja adalah belajar.
Menulis adalah
sebuah bentuk komunikasi antara penulis dan pembacanya. Menulis juga merupakan
sebuah keterampilan. Dengan demikian menulis tidak begitu saja mengalir deras
tanpa ada daya penekan. Keterampilan itu harus diasah. Komunikasi yang baik itu
harus dua arah. Karena menulis merupakan keterampilan yang berbentuk
kumunikasi, maka harus pula sering berkomunikasi yaitu lewat membaca. Kuncinya
adalah terus belajar, rajin menambah referensi, kreatif, jangan takut salah,
tuliskan langsung ide yang muncul.
1. Memanfaatkan
Tulisan Yang Sudah Ada
Penulis adalah
pembaca yang baik. Seorang penulis harus banyak membaca untuk memperkaya
pengetahuan, wawasan, dan tentu untuk memudahkan menemukan ide. Ketika membaca
tulisan atau menyaksikan suatu siaran tentang satu peristiwa yang sedang hangat
akan terangsang untuk mengemukakan pandangannya terhadap peristiwa tersebut. Pandangan
terhadap peristiwa tersebut bisa sama tetapi dengan kemasan dan gaya yang
berbeda.
2. Memanfaatkan
Pengalaman
Ada pepatah bahwa
pengalaman adalah guru yang terbaik. Dengan memanfaatkan pengalaman ide akan
muncul dan mengalir sendiri. Pengalaman yang paling mudah dapat digali dari
pekerjaan atau profesi. Ide yang ditulis adalah berdasarkan pengalamannya dalam
menjalankan profesi atau pekerjaannya. Setiap pekerjaan atau profesi pasti
memiliki keunikan, tantangan, resiko, kemudahan, masalah sendiri-sendiri.
Profesi yang satu akan memiliki keunikan,
tantangan, resiko, kemudahan, masalah yag berbeda dengan profesi yang lainnya.
Demikian juga pekerjaan yang satu akan keunikan, tantangan, resiko, kemudahan,
masalah yang berbeda dengan yang lainnya.
3. Mencari Inspirasi
Cara mendapatkan inspirasi yang paling gampang
yaitu dengan melihat benda di sekitar, baca-baca, menonton sesuatu yang
positif, menuliskan masalah yang dihadapi, dan masih banyak lagi yang bisa dilakukan.
Setelahnya gunakan dengan asosiasi kata pada
benda yang terlihat disekitar. Tantang diri untuk menuliskan ide
sebanyak-banyaknya, misalnya 50 sampai 100. Teruslah menulis ide cerita hingga
mencapai target. Bisa juga menantang diri untuk menuliskan ide-ide tersebut
selama jangka waktu tertentu. Tentukan waktu yang masuk akal untuk
melakukannya. Pastikan waktunya memadai dan berusahalah sebaik mungkin untuk
mencetuskan ide dengan jumlah yang cukup. Pada mayoritas sesi curah pendapat,
sebagian besar ide biasanya tidak akan layak untuk direalisasikan.
4. Memanfaatkan
Waktu
Setiap orang
memiliki waktu yang sama yaitu 24 jam sehari. Namun tidak semua orang dapat
memanfaatkan waktu dengan baik dan bermanfaat. Untuk mendapatkan sebuah ide
untuk menulis dapat dilakukan dengan bersantai, berolah raga, atau bahkan tidur
siang.
Dalam keadaan
santai barangkali ada ide yang muncul seketika. Ketika melakukan olahraga pun
terkadang terlintas sebuah ide. Bahkan ketika sedang tidur akan menghasilkan
sebuah ide, misalnya bermimpi.
Di depan ada pepatah “Pengalaman adalah Guru yang terbaik”, karena penulisnya berprofesi guru maka pepatahnya menjadi, “Guru harus menjadi pengalaman yang terbaik”. Jangan kalah dengan profesi dalang yang memiliki jargon “Dalang tak kurang lakon”.
No comments:
Post a Comment
TERIMA KASIH