Header Ads

Monday, October 18, 2021

MACET

 MACET

Kelihatannya orang Jabodetabek sudah tak heran lagi dengan keadaan macet. Menyebalkan, mengesalkan, bikin stress, apalagi yang sedang diburu waktu. Bagi banyak orang pasti menghindari yang namanya macet. Apapun yang macet tak akan enak rasanya.

Pernahkah mengalami kemacetan? Kemacetan apa yang dialami? Dijalan? Mesin?

Menulis ternyata juga mengalalami kemacetan. Mengapa bisa begitu? Suatu kewajaran apabila suatu pekerjaan atau kegiatan mengalami kemandegan dalam pelaksanaan. Banyak faktor yang meyebabkan kemandegan dalam mengerjakan suatu hal. Bisa dari diri sendiri maupun faktor dari luar dirinya. Demikian juga pengalaman kemacetan dalam kegiatan menulis.

1.       Tanda kemacetan menulis

Fokus

Konsentrasi dalam kegiatan sangatlah diperlukan agar hasil yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan. Namun terkadang seseorang mengalami keadaan yang seakan tak mampu melakukan yang sudah biasa dilakukan. Perlu istirahat untuk megembalikan konsentrasi yang hilang. Mungkin ditimbulkan akibat kelelahan.

Inspirasi

Tidak sedikit penulis menyepi, mencari inspirasi di tempat yang sepi agar tak terganggu oleh hiruk pikuk kehidupan. Mencari waktu di tengah malam yang sunyi. Untuk menemukan kembali insipirasi yang hilang bisa mencoba dengan membuka-buka tulisan yang pernah dihasilkan.

Stres

Waktu sehari adalah 24 jam. Tetapi setiap orang tidaklah saman dalam menyikapi waktu dalam sehari tersebut. Banyak orang yang santuy setiap harinya. Tetapi tidak sedikit juga orang yang tak henti-hentinya melakukan pekerjaan sampai-sampai ada perkerjaan yang terbengkalai karenanya. Stres adalah akibat dari kesibukan yang tak teratasi. Stres bisa menyebabkan kemacetan dalam menulis.

Brain fog

Kondisi ini memengaruhi daya ingat, konsentrasi, dan juga kesehatan mental. Kelelahan otak menyebabkan penulis tak bisa melanjutkan tulisannya dengan baik. Setiap organ tubuh mempuyai kapasitas yang terbatas, sehingga apabila digunakan secara marathon akan mengalami kelelahan.

Pikiran kosong

Melamun? Kegiatan yang tak membutuhkan modal. Ada saat melamun yang bisa bermanfaat dan produktif, tetapi di lain waktu bisa mengganggu produktivitas. Pikiran kosong biasanya merupakan tanda ketertarikan terhadap sesuatu yang lain dari hal yang sedang dilakukan pada saat tertentu.

2.       Tanda kemacetan menulis

Perfeksionis

Tak ada yang sempurna di dunia ini. Jika seseorang menghendaki kesempurnaan, maka hanya akan sia-sia belaka. Target memang perlu dilakukan dan dicapai. Mungkin mendekati sempurna tak mengapa. Tak salah  bila seorang penulis mengehendaki tulisannya dibaca, dinikmati oleh banyak orang. Tetapi ini justru akan menyebabkan kemacetan dalam memnulis karena menginginkan yang berlebihan.

Burnout

Ada saatnya seseorang mengalami kebosanan atau kelelahan dalam melakukanb pekerjaan. Rasa kewalahan dari segi fisik, mental, dan emosional adalah terkurasnya energi yang dimiliki. Semua ada takarannya. Sesuatu yang melebihi takaran menyebakan overload.

Kebuntuan menulis adalah sebuah keadaan ketika penulis merasa kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk tulisannya. Kehilangan kemampuan menulis dan membuat karya tulis baru tidaklah disebabkan oleh masalah komitmen atau kecakapan menulis (Wikipedia).

Writer's block” adalah kegagalan sementara atau permanen untuk menuliskan kata-kata di atas kertas . Itu bisa menimpa setiap penulis, jika hanya beberapa menit atau satu atau dua hari, tetapi menjadi masalah nyata ketika penulis tidak mencapai target dan ketika mereka merasa tidak mampu menyelesaikan sebuah karya.”

Memang suatu pekerjaan harus dilakukan dengan menentukan target yang harus dicapai. Tetapi kemampuan fisik harus diperhitungkan. Ketidakseimbangan antara kemampuan dan kemauan akan menyebabkan ketidaktercapaian target. Istirahat adalah kata kunci untuk menanggulangi “writer's block”.

Sumber:

https://glints.com/id/lowongan/writers-block-adalah/#.YW43GVVBzIU

 

No comments:

Post a Comment

TERIMA KASIH