Header Ads

Sunday, October 17, 2021

SAMEN & PRESTASI

SAMEN & PRESTASI

Ingat kenaikan kelas? Deg-degan, naik nggak, ya? Pasti anak yang nggak berprestasi pertanyaan yang muncul seperti itu. Ayah dan ibunya juga akan melontarkan pertanyaan yang sama. Bukan tak percaya, tetapi kayaknya memang pertanyaan seperti itu yang tepat disampaikan. Anak yang ditanya juga merasa tak keberatan dengan pertanyaan itu. Jawaban singkat, ya atau tidak sudah selesai. Paling juga, ada nilai merahnya nggak?

Berbeda bagi anak yang rajin. Pertanyaan yang muncul pasti berbeda. Aku ranking berapa, ya? Itu sekolah zaman dulu. Orang tua juga menanyakan anaknya peringkat berapa. Banyak pujian didapatkan bagi siswa yang memiliki prestasi. Mungkin juga hadiah ba dari sekolah maupun dari orang tuanya.

Bagaimana pertanyaan yang tepat untuk anak sekarang berkaitan dengan kenaikan kelas? Semua nilai bagus dan tinggi-tinggi karena harus sesuai di atas KKM. Orang tua juga tak bisa bertanya karena tak mengerti apa yang harus ditanyakan. Anak-anak yang tergolong kurang berprestasi di bidang akademik juga tak terlalu khawatir dengan adanya kenaikan kelas. Mereka beranggapan bahwa sekarang tak ada siswaa yang tak naik kelas.

Bagaimana seorang siswa naik kelas? Beberapa guru yang terlibat pada suatu tingkatan mengolah nilai sesuai dengan formula dan kriteria yang sudah ditentukan baik oleh lembaga maupun peratutan yang telah ditetapkan sebagai acuan.

Apa sih sebenarnya esensi kenaikan kelas? Naik kelas berarti menapaki kelas yang lebih tinggi. Siswa kelas satu naik menjadi kelas dua, kelas dua naik kekelas tiga dan seterusnya. Tetapi bukan itu makna sebenarnya. Ada yang lebih esensial yaitu memiliki kompetensi yang setingkat lebih tinggi dari kelas ang ditinggalkannya. Inilah naik kelas yang sesungguhnya.

1.       Perubahan status numerik lebih tinggi

Kenaikan kelas berarti pemindahan tingkat ke yang lebih tinggi atau status numerik, misalnya dari kelas 1 ke kelas 2, kelas 2 ke kelas 3, dan seterusnya. Namun ada kenaikan kelas tetapi justru mengalami penurunan tingkat numeriknya. Misalnya tadinya 10 besar menjadi 5 besar, peringkat 3 menjadi peringkat 2, dan lain sebagainya.

2.       Telah mengusai materi

Ilmu-ilmu yang dipelajari di kelas yang lebih tinggi memerlukan kemampuan atau tingkatan berpikir yang lebih rumit daripada kelas sebelumnya. Dengan penambahan tingkat kelas maka seorang siswa harus memiliki kemampuan yang disyaratkan pada kelas yang dijalaninya. Pada kelas yang dijalaninya terdapat siswa yang berkemampuan yang tidak sama seperti halnya kelas yang pernah diikuti sebelumnya.

Dengan kata lain siswa yang dinyatakan naik kelas adalah siswa yang telah menguasai (dinyatakan tuntas) materi kelas yang terdahulu.

3.       Perubahan sikap, tingkah laku, dan kecakapan

Selain menguasai kompetensi secara akademik, siswa yang dinyatakan naik kelas harus pula mengalami perubahan sikap sejalan dengan usianya. Sikap dan tangka laku biasanya sejalan dengan bertambahnya usia tersebut. Kecakapan yang dimilikinya pun mengalami perubahan kepada yang lebih baik.

Adanya kenaikan kelas biasanya dibarengi dengan pemberian label siswa yang berprestasi dibidang akademik. Seperti dikemukakan di awal, prestasi siswa zaman dulu ditandai dengan ranking rapor di kelasnya. Bukankah sebenarnya perankingan itu hanya menggunakan tolok ukur pencapaian nilai akademik? Karena selama ini belum pernah ada perangkingan kelas berdasarkan prestasi non akademik, perilaku, sikap, atau kecakapan. Alasannya nilai non akademik, perilaku, sikap, atau kecakapan terindikasi bersifat subjektif.

Apa sebenarnya prestasi? Pasti bayangan yang timbul adalah angka juga. Juara pertama, terbaik, tercepat, terindah, dan ter--ter- yang lain yang tak tertandingi. Pernahkan siswa memperoleh penghargaannya atau berprestasi karena paling awal datang ke sekolah, paling rajin sembahyang, paling sering bertanya atau menanggapi materi pelajaran? Prestasi adalah segala yang terbaik yang kita kontribusikan untuk diri kita, lingkungan, masyarakat sekeliling, dan juga untuk keyakinan (agama).

Pentingnya prestasi:

1.       Prestasi merupakan wujud nyata kualitas dan kuantitas yang diperoleh atas usahanya;

2.    Prestasi merupakan pengalaman yang dilami seseorang yang akan menjadi pelajaran berharga di masa mendatang;

3.       Prestasi merupakan kebanggaan diri, keluarga, kelompok, masyarakat, bangsa, dan negara;

4.       Prestasi digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan, kecerdasan, dan keterampilan seseorang.

Ada tradisi di Sunda; pesta kenaikan kelas disebut Samen. Samen merupakan tradisi pesta kenaikan kelas setelah para siswa menempuh ujian. Dulu acara Samen banyak acara yang disuguhkan terutama tradisi Sunda. Tetapi sejalan dengan perkembangan zaman Samen tinggal istilahnya saja. Pesta yang tadinya diisi dengan tradisi Sunda, kini diisi dengan acara yang penting meriah. Namun acaranya tetap disebut Samen. Siswa yang beprestasi dinaikkan panggung bersama orang tuanya untuk menerima hadiah. Perasaan bangga menyelimuti orang tua dan siswa yang berprestasi.

Kenaikan kelas dan prestasi telah dibuktikan oleh Aam Nurhasanah, S.Pd. yang tadinya sebatas peserta BMWAG PGRI, berhasil menjadi moderator, kemudian menjadi narasumber. Dengan kegigihannya di bidang menulis beliau pun bisa menerbitkan beberapa buku baik solo maupun keroyokan.

Ada pepatah hasil tak membohongi usaha. Benar salahnya Anda yang merencanakan, Tuhan yang menentukan.

Sumber:

http://tabloidganesha.blogspot.com/2012/07/antara-samen-wisuda-sekolah.html

https://www.matrapendidikan.com/2014/06/memaknai-kenaikan-kelas-siswa.html

https://bkpsdm.majalengkakab.go.id/artikel/meraih-prestasi-dengan-keyakinan

https://id.wikipedia.org/wiki/Prestasi

 

No comments:

Post a Comment

TERIMA KASIH