
Saat
ini marilah memotivasi diri untuk menjadi guru penulis. Guru yang visioner!
Sebenarnya
tidak ada seorang pun yang tidak bisa menulis buku. Yang ada adalah orang yang
tidak mau menulis buku. Mengapa demikian? Karena menulis itu mengungkapkan
gagasan, pikiran, dan perasaan yang dituangkan dalam bentuk bahasa tulis.
Berarti pastilah bisa menulis karena tidak buta huruf. Mengapa seseorang bisa dengan
lancar berbicara? Setiap bertemu dengan orang lain langsung berbicara tanpa
berpikir. Tetapi ketika menulis? Padahal keduanya sama, yaitu mengungkapkan
gagasan, pikiran, dan perasaan.
Beberapa alasan mengapa
menulis :
- Identitas
- Uang/royalty
- Popularitas
- Berbagi ispirasi
- Menyarakan kebenaran
- Sebarkan ilmu
- Terpaksa (tugas)
Menulis
sebenarnya pekerjaan yang tidak berat karena tidak membutuhkan tenaga yang
kuat. Cukup dengan alat tulis, balpen dan kertas, atau komputer/laptop, atau
peralatan lain yang biasa dipergunakan untuk menulis. Sedangkan persyaratannya
pun tidak terlalu sulit, hanya 4 syaratnya, yaitu mau, tekun, nekat, dan baca.
Kemauan
itu bisa dipengaruhi oleh orang lain, lingkungan, bisa juga berasal dari diri
sendiri. Dari orang lain misalnya diajak oleh teman untuk menulis. Berada di
ligkungan orang-orang yang suka menulis atau karena sebuah tugas yang memaksa untuk
menulis. Dan yang paling bagus kemauan menulis yang datang dari diri sendiri.
Dengan kemauan menulis berarti penulis tersebut akan mempunyai arah tujuan yang
jelas sepesrti alasan menulis yang disebutkan di atas.
Hanya
kemauan menulis yang datang dari diri sendiri yang menyebabkan syarat
berikutnya terpenuhi. Menulis atas kemauan sendiri menyebabkan orang tersebut
menjadi rajin, bersungguh-sungguh, berkeras hati atau tekun dalam menjalani
kegiatannya. Apabila dalam menulis bertujuan untuk dipublikasikan, maka akan
berlaku syarat yang ketiga yaitu nekat. Penulis tersebut tidak mempedulikan
akan tulisan yang dihasilkan baik buruknya tulisan, dibaca atau tidak, salah
atau benar yang penting menulis da dipublikasikan. Baru kemudian syarat keempat
akan terpenuhi jika penulis ingin tulisannya bermutu, maka harus banyak
membaca. Dengan banyak membaca akan membuka pikiran, perasaan, gagasan, bahasa,
dan wawasan. Bacalah maka akan siap menulis.
Mengapa
guru tidak menulis, ada 2 jawaban; pertama
belum menemukan alasan mengapa harus menulis dan kedua tidak tahu cara menulis. Berikut dipaparkan alasan menulis
dan cara menulis.
1. Menulislah dengan jelek
Ini adalah prinsip menulis. Menulis
dengan jelek akan menimbulkan berbagai masukan, kritikan, bahkan cacian dari
pembacanya. Dengan memperoleh hal tersebut maka lambat laun tulisan akan mejadi
lebih baik seiring dengan waktu dan kuantitas tulisan. Jadikan masukan,
kritikan, cacian sebagai cambuk untuk terus menulis dan menyempurakan tulisan
hingga pada akhirnya pembaca akan mencari dan merindukan tulisan kita.
2. Jangan takut salah
Salah dan benar itu hanya perbedaan
sudut pandang. Lebih baik melakukan kesalahan daripada tidak melakukan apapun. SEBAB
orang yang tidak pernah salah hanyalah orang yang tidak pernah berbuat apa-apa.
3.
Don't write if you don't read
Jangan menulis jika tidak membaca.
Menulis itu wajib karena membaca itu wajib (Moch. Khoiri). Seperti disebutkan
di atas dengan banyak membaca maka akan bertambah wawasan, pikiran, gagasan,
bahasa karena gaya tulisan setiap orang berbeda-beda, topik tulisan orang
berbeda-beda, cara pandang orang terhadap satu masalah berbeda-beda, dan
seterusnya.
4. Menulis itu keterampilan.
Karena sebuah keterampilan maka harus terus
berlatih terus berlatih. Tetapi penulis juga memerlukan vitamin yaitu buku-buku
tentang teori menulis dan halhal lain yang berhubungan dengan menulis. Biarlah
tulisan awalnya tidak bagus dengan terus berlatih akan ada peningkatan, dari
segi kedalaman konten maupun bahasa.
Pengalaman
beliau menulis buku, diawali dengan menulis LKS (Lembar Kerja Siswa). Dari LKS
ini justru mendapatkan semuanya. Itu dulu karena dulu LKS wajib dimiliki siswa.
Setelah itu menulis buku-buku umum untuk dilombakan di tingkat nasional dan 2
kali juara nasional. Selanjutnya menulis buku pelajaran dan sekarang aktif
menulis buku perkuliahan dan umum.
Bagaimana
Menulis Buku Nonfiksi?
•
bacalah
beberapa buku untuk menentukan layout buku dan gaya beberapa penulis
•
buatlah
judul dan kerangka buku!
•
kumpulkan
berbagai literatur yang mendukung!
•
lakukan
pendalaman materi!
•
mulailah
menulis dari bab yang sudah dikuasai!
•
apabila
terjadi kemandekan, lakukan lagi pendalaman materi
•
menulislah
dengan tidak takut salah
•
setelah
selesai, lakukan editing dari segi bahasa dan tanda baca!
•
terbitkan
ke penerbit tapi melihat visi penerbit tersebut.
Tentukan Jenis Buku Yang Mau Ditulis
- Buku
Pelajaran
- Antologi
Cerpen
- Antologi
Puisi
- Novel
- Buku
Agama
- Buku
Pendidikan
- Buku
Motivasi
- Buku
Umum/Remaja
Skala keterbacaan yang dapat
dijadikan acuan penulisan:
NO
|
PANJANG KALIMAT
|
KETERBACAAN
|
1.
|
5 kata atau kurang
|
Sangat mudah dipahami
|
2.
|
8 kata
|
Mudah dipahami
|
3.
|
10 kata
|
Agak mudah dipahami
|
4.
|
12 kata
|
standar
|
5.
|
16 kata
|
Agak sulit dipahami
|
6.
|
20 kata
|
Sulit dipahami
|
7.
|
25 kata atau lebih
|
Sangat sulit dipahami
|
Cara
Menerbitkan Buku
1. Keunggulan
MAJOR PUBLISHING
|
SELF PUBLISHING
|
Distribusi
yang luas
|
Fleksibel
|
Hampir tanpa
modal
|
Margin profit yang lebih tinggi
|
Lebih
praktis
|
Pasti terbit
|
2. Kelemahan
MAJOR
PUBLISHING
|
SELF
PUBLISHING
|
Kurang fleksibel
|
Distribusi yang lebih sulit
|
Margin profit yang lebih kecil
(royalty 10%)
|
Perlu modal besar
|
|
Banyak hal yang harus dikerjakan
|
3. Jual Putus dengan Penerbit
KEUNGGULAN
|
KELEMAHAN
|
Cepat mendapatkan uang
|
Pendapatan sesuai dg kesepakatan
|
Tidak berkurang meskipun buku kurang laku terjual
|
Hak cetak di tangan penerbit
|
Praktis
|
Pendapatan tak bertambah meskipun dicetak berlang-ulang
|
4. Biaya Cetak Buku Sendiri
URAIAN
|
HARGA
|
cover
|
Rp 150.000
|
ISBN
|
Rp 150.000
|
Layout/lembar
|
Rp 2.500
|
Edit
|
Rp 1.000
|
Cetak 281 halaman
|
Rp 27.500
|
5. Syarat Major Publishing
·
Surat Pengantar
·
Soft Copy Buku
·
Biodata Penlis
6. Contoh Harga Publishing
JAWABAN ATAS YANG NANYA
1. Beliu menulis sebenarnya baru masuk menjadi
mahasiswa jurusan bahasa Indonesia dan mengikuti kegiatan HMP (Himpunan
Mahasiswa Penulis). Banyak menulis puisi dan cerpen serta artikel populer di
majalah kampus. Sejak menjadi guru 1989, pada tahun 1990 baru ada 1 buku yang
terbit. Itu karena motivasi muncul karena hinaan salah satu guru. Waktu itu dia
bilang, mana ada guru D3 tulisannya diterbitkan. Saat itu buku beliau
diterbitkan oleh penerbit YA3 Malang dan mulai saat itulah gairah menulis
muncul. Penulis itu harus mau mengorbankan waktu. Selain beliau sekarang
menjadi kepala sekolah, juga mengajar di 2 pondok pesantren dan 1 perguruan
tinggi dan masih sempat melatih pencak silat. Kapan menulis? Setiap malam dan
setiap ada waktu luang. Harus ada waktu wajib, misal malam hari jam berapa
sampai berapa. Tanpa ada waktu wajib menulis, pasti sulit untuk menjadi
penulis.
Ketika
beliau menulis meja harus dipenuhi dulu dengan buku-buku yang sesuai dengan
buku yang akan ditulis. Saat ini beliau akan menulis buku “MEWUJUDKAN SEKOLAH
PARA PENELITI”. Maka meja beliau penuh dengan buku-buku penelitian dan
buku-buku tentang pengelolaan sekolah. Seorang penulis harus memiliki segudang
buku.
Ketika
beliau memulai menulis ada reviu yang negatif dan dijadikan sebagai cambuk
untuk membuktikan bahwa tulisan selanjutnya akan lebih bagus.
2. Seorang penulis itu harus selalu mempersenjatai
dengan sebuah pena. Sekarang bisa dengan HP
untuk mencatat ide yang muncul tiba-tiba. Tidak boleh ditunda. Terus tentukan,
tulis dalam bentuk yang paling sederhana, artikel populer. Ini hanya 3 s.d. 5
halaman. Baca terus dan kirim ke majalah atau surat kabar. Misal ke radar dulu.
Satu kali terbit maka nama Anda akan dicatat oleh tim redaktur.
Menulislah
dengan jelek dan jangan takut salah. Mulailah menulis dengan 3 P. 1..person. banyak berdiskusi dengan
orang-orang yang mengerti atau para pakar dengan apa yang akan kita tulis, 2. Paper membeli atau mengumpulkan
buku-buku, majalah, jurnal yang sesuai dengan yang akan kita tulis dan 3 place, mendatangi tempat yang akan kita
tulis, kalau mau menulis tentang pesantren banyak datang ke pesantren.
Antara
otak kita yang berjalan lancar dengan tangan kita yang mengetik, jauh lebih
cepat otak kita. Waktu menulis anggaplah sedang berbicara. Kalau ada yang salah
saat mengetik, mungkin salah huruf, kurang huruf, kalimatnya kurang baik.
Biarkan saja. Terus menulis jangan takut salah. Setelah dianggap selesai,
mungkin 4 s.d. 6 paragraf dibaca lagi
sambil membenahi yang salah. Masalah kemandegan, belum selesai berhenti, itu
karena kurangnya motivasi dalam menulis. Kalau menulis artikel populer, cerpen,
puisi harusnya sekali duduk. Makanya sebelum menulis, penuhi dulu wawasan kita
tentang apa yang akan ditulis dengan banyak membaca.
Gairah
dan motivasi keduanya sejoli dan berjodoh. Ketika ada motivasi harus menulis
agar siswaku bangga, saat itu bisa muncul gairah. Gairah ini akan terus
bertambah ketika tulisan kita terbit. Waduh, akhirnya terus menulis dan
menulis. Hanya cerita. Beliu punya saudara guru SD di sebuah pulau terpencil.
Satu buku selesai dan diterbitkan sendiri. Banyak orang memberi apresiasi.
Akhirnya dia tambah bergairah untuk menghasilkan buku-buku selanjutnya.
3. Masalah siswa sekarang lebih suka youtube karena memang peradabannya sudah
seperti itu. Setiap hari dan detik buka HP,
bukan buka buku. Kalau menulis buku dan digemari penerbit (buku umum) ya
menulis hal-hal yang saat ini sudah hit. Mungkin tulisan tentang kiat belajar
di rumah di saat pandemi virus corona
lebih menarik. Atau tulisan yang berisi pengalaman orang-orang sukses,
bagaimana saat dia menjadi siswa juga menarik.
4. JAWAB 1. Daftar pustaka hanya di akhir tulisan.
Bisa juga dengan diberi footnote
JAWAB
2. Jumlah buku yang akan diterbitkan tergantung prediksi penerbit. Buku beliau
yang akan diterbitkan Kanisius Jogja, masih proses, akan diterbitkan 5 ribb eksemplar.
Kalau menerbitkan sendiri 5 eksemplar bisa, 100 juga bisa
JAWAB
3. Biasanya penerbit major tidak
menerbitkan buku antologi yang keroyokan
JAWAB
4. Sebagai penulis pemula, ke penerbit indie atau menerbitkan sendiri dulu.
Artinya dengan biaya sendiri. Nanti kalau dirasa tulisan kita bagus, baru kirim
ke major. Ingat lihat visi penerbit
5. Paragraf itu gabungan kalimat yang koheren atau
padu. Ada 3 cara agar padu, 1. Mengulang kata yg sebelumnya disebutkan, 2.
Mengganti dg kata lain yg sama maknanya, dan 3. Memberi konjungsi antarkalimat.
Paragraf
itu terdiri atas 3 s.d. 5 kalimat, bisa 1 kalimat utama dengan 2 kalimat
penjelas. Paragraf bisa dimulai dari kalimat utama, yaitu kalimat yang perlu
dijelaskan dan masih bersifat umum. Misal Pandemi
Corona menyengsarakan banyak orang. Kalimat selanjutnya adalah penjelas dari
kalimat tersebut. Jadi berakhir apabila dianggap penjelasnya sudah cukup. Usahakan
maksimal 5 kalimat
6. 1. Untuk bisa ke major, usahakan sudah terkenal
dulu. Cara mengetahuinya buka google,
ketik nama dan asal. Kalau ada berarti sudah terkenal. Untuk mengetahui visi
dan misi penerbit buka google. Atau yang
paling gampang datang ke toko buku. Cari buku yang selaras dengan buku yang Anda
tulis. Kirim ke sana. Jangan mengirim buku agama ke Balai Pustaka misalnya, ya Korim,
ke Mizan.
7. Perbedaan menulis fiksi dan nofiksi, kalau novel
(fiksi) harus dikerjakan secara berurutan. Kalau buku nonfiksi bisa tidak urut,
bisa mulai bab 3 atau bab 5 atau bab 1, tergantung pada materi yang telah dipahami
dan literaturnya lengkap.
No comments:
Post a Comment
TERIMA KASIH