Header Ads

Sunday, May 10, 2020

MOTIVASI MENULIS BUKU


Saat ini marilah memotivasi diri untuk menjadi guru penulis. Guru yang visioner!
Sebenarnya tidak ada seorang pun yang tidak bisa menulis buku. Yang ada adalah orang yang tidak mau menulis buku. Mengapa demikian? Karena menulis itu mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan yang dituangkan dalam bentuk bahasa tulis. Berarti pastilah bisa menulis karena tidak buta huruf. Mengapa seseorang bisa dengan lancar berbicara? Setiap bertemu dengan orang lain langsung berbicara tanpa berpikir. Tetapi ketika menulis? Padahal keduanya sama, yaitu mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan.


Beberapa alasan mengapa menulis :
  1. Identitas
  2.  Uang/royalty
  3. Popularitas
  4. Berbagi ispirasi
  5. Menyarakan kebenaran
  6. Sebarkan ilmu
  7. Terpaksa (tugas)
Menulis sebenarnya pekerjaan yang tidak berat karena tidak membutuhkan tenaga yang kuat. Cukup dengan alat tulis, balpen dan kertas, atau komputer/laptop, atau peralatan lain yang biasa dipergunakan untuk menulis. Sedangkan persyaratannya pun tidak terlalu sulit, hanya 4 syaratnya, yaitu mau, tekun, nekat, dan baca.
Kemauan itu bisa dipengaruhi oleh orang lain, lingkungan, bisa juga berasal dari diri sendiri. Dari orang lain misalnya diajak oleh teman untuk menulis. Berada di ligkungan orang-orang yang suka menulis atau karena sebuah tugas yang memaksa untuk menulis. Dan yang paling bagus kemauan menulis yang datang dari diri sendiri. Dengan kemauan menulis berarti penulis tersebut akan mempunyai arah tujuan yang jelas sepesrti alasan menulis yang disebutkan di atas.
Hanya kemauan menulis yang datang dari diri sendiri yang menyebabkan syarat berikutnya terpenuhi. Menulis atas kemauan sendiri menyebabkan orang tersebut menjadi rajin, bersungguh-sungguh, berkeras hati atau tekun dalam menjalani kegiatannya. Apabila dalam menulis bertujuan untuk dipublikasikan, maka akan berlaku syarat yang ketiga yaitu nekat. Penulis tersebut tidak mempedulikan akan tulisan yang dihasilkan baik buruknya tulisan, dibaca atau tidak, salah atau benar yang penting menulis da dipublikasikan. Baru kemudian syarat keempat akan terpenuhi jika penulis ingin tulisannya bermutu, maka harus banyak membaca. Dengan banyak membaca akan membuka pikiran, perasaan, gagasan, bahasa, dan wawasan. Bacalah maka akan siap menulis.
Mengapa guru tidak menulis, ada 2 jawaban; pertama belum menemukan alasan mengapa harus menulis dan kedua tidak tahu cara menulis. Berikut dipaparkan alasan menulis dan cara menulis.
1.       Menulislah dengan jelek
Ini adalah prinsip menulis. Menulis dengan jelek akan menimbulkan berbagai masukan, kritikan, bahkan cacian dari pembacanya. Dengan memperoleh hal tersebut maka lambat laun tulisan akan mejadi lebih baik seiring dengan waktu dan kuantitas tulisan. Jadikan masukan, kritikan, cacian sebagai cambuk untuk terus menulis dan menyempurakan tulisan hingga pada akhirnya pembaca akan mencari dan merindukan tulisan kita.
2.       Jangan takut salah
Salah dan benar itu hanya perbedaan sudut pandang. Lebih baik melakukan kesalahan daripada tidak melakukan apapun. SEBAB orang yang tidak pernah salah hanyalah orang yang tidak pernah berbuat apa-apa.
3.       Don't write if you don't read
Jangan menulis jika tidak membaca. Menulis itu wajib karena membaca itu wajib (Moch. Khoiri). Seperti disebutkan di atas dengan banyak membaca maka akan bertambah wawasan, pikiran, gagasan, bahasa karena gaya tulisan setiap orang berbeda-beda, topik tulisan orang berbeda-beda, cara pandang orang terhadap satu masalah berbeda-beda, dan seterusnya.
4.       Menulis itu keterampilan.
Karena sebuah keterampilan maka harus terus berlatih terus berlatih. Tetapi penulis juga memerlukan vitamin yaitu buku-buku tentang teori menulis dan halhal lain yang berhubungan dengan menulis. Biarlah tulisan awalnya tidak bagus dengan terus berlatih akan ada peningkatan, dari segi kedalaman konten maupun bahasa.
Pengalaman beliau menulis buku, diawali dengan menulis LKS (Lembar Kerja Siswa). Dari LKS ini justru mendapatkan semuanya. Itu dulu karena dulu LKS wajib dimiliki siswa. Setelah itu menulis buku-buku umum untuk dilombakan di tingkat nasional dan 2 kali juara nasional. Selanjutnya menulis buku pelajaran dan sekarang aktif menulis buku perkuliahan dan umum.
Bagaimana Menulis Buku Nonfiksi?
       bacalah beberapa buku untuk menentukan layout buku dan gaya beberapa penulis
       buatlah judul dan kerangka buku!
       kumpulkan berbagai literatur yang mendukung!
       lakukan pendalaman materi!
       mulailah menulis dari bab yang sudah dikuasai!
       apabila terjadi kemandekan, lakukan lagi pendalaman materi
       menulislah dengan tidak takut salah
       setelah selesai, lakukan editing dari segi bahasa dan tanda baca!
       terbitkan ke penerbit tapi melihat visi penerbit tersebut.
Tentukan Jenis Buku Yang Mau Ditulis
  • Buku Pelajaran
  • Antologi Cerpen
  • Antologi Puisi
  • Novel
  • Buku Agama
  • Buku Pendidikan
  • Buku Motivasi
  • Buku Umum/Remaja
Skala keterbacaan yang dapat dijadikan acuan penulisan:
NO
PANJANG KALIMAT
KETERBACAAN
1.
5 kata atau kurang
Sangat mudah dipahami
2.
8 kata
Mudah dipahami
3.
10 kata
Agak mudah dipahami
4.
12 kata
standar
5.
16 kata
Agak sulit dipahami
6.
20 kata
Sulit dipahami
7.
25 kata atau lebih
Sangat sulit dipahami
Cara Menerbitkan Buku
1.       Keunggulan
MAJOR PUBLISHING
SELF PUBLISHING
Distribusi yang luas
Fleksibel
Hampir tanpa modal
Margin profit yang lebih tinggi
Lebih praktis
Pasti terbit
2.       Kelemahan
MAJOR PUBLISHING
SELF PUBLISHING
Kurang fleksibel
Distribusi yang lebih sulit
Margin profit yang lebih kecil (royalty 10%)
Perlu modal besar

Banyak hal yang harus dikerjakan
3.       Jual Putus dengan Penerbit
KEUNGGULAN
KELEMAHAN
Cepat mendapatkan uang
Pendapatan sesuai dg kesepakatan
Tidak berkurang meskipun buku kurang laku terjual
Hak cetak di tangan penerbit
Praktis
Pendapatan tak bertambah meskipun dicetak berlang-ulang
4.       Biaya Cetak Buku Sendiri
URAIAN
HARGA
cover
Rp        150.000
ISBN
Rp        150.000
Layout/lembar
Rp             2.500
Edit
Rp             1.000
Cetak 281 halaman
Rp          27.500
5.       Syarat Major Publishing
·         Surat Pengantar
·         Soft Copy Buku
·         Biodata Penlis
6.       Contoh Harga Publishing
JAWABAN ATAS YANG NANYA
1.  Beliu menulis sebenarnya baru masuk menjadi mahasiswa jurusan bahasa Indonesia dan mengikuti kegiatan HMP (Himpunan Mahasiswa Penulis). Banyak menulis puisi dan cerpen serta artikel populer di majalah kampus. Sejak menjadi guru 1989, pada tahun 1990 baru ada 1 buku yang terbit. Itu karena motivasi muncul karena hinaan salah satu guru. Waktu itu dia bilang, mana ada guru D3 tulisannya diterbitkan. Saat itu buku beliau diterbitkan oleh penerbit YA3 Malang dan mulai saat itulah gairah menulis muncul. Penulis itu harus mau mengorbankan waktu. Selain beliau sekarang menjadi kepala sekolah, juga mengajar di 2 pondok pesantren dan 1 perguruan tinggi dan masih sempat melatih pencak silat. Kapan menulis? Setiap malam dan setiap ada waktu luang. Harus ada waktu wajib, misal malam hari jam berapa sampai berapa. Tanpa ada waktu wajib menulis, pasti sulit untuk menjadi penulis.
Ketika beliau menulis meja harus dipenuhi dulu dengan buku-buku yang sesuai dengan buku yang akan ditulis. Saat ini beliau akan menulis buku “MEWUJUDKAN SEKOLAH PARA PENELITI”. Maka meja beliau penuh dengan buku-buku penelitian dan buku-buku tentang pengelolaan sekolah. Seorang penulis harus memiliki segudang buku.
Ketika beliau memulai menulis ada reviu yang negatif dan dijadikan sebagai cambuk untuk membuktikan bahwa tulisan selanjutnya akan lebih bagus.
2.    Seorang penulis itu harus selalu mempersenjatai dengan sebuah pena. Sekarang bisa dengan HP untuk mencatat ide yang muncul tiba-tiba. Tidak boleh ditunda. Terus tentukan, tulis dalam bentuk yang paling sederhana, artikel populer. Ini hanya 3 s.d. 5 halaman. Baca terus dan kirim ke majalah atau surat kabar. Misal ke radar dulu. Satu kali terbit maka nama Anda akan dicatat oleh tim redaktur.
Menulislah dengan jelek dan jangan takut salah. Mulailah menulis dengan 3 P. 1..person. banyak berdiskusi dengan orang-orang yang mengerti atau para pakar dengan apa yang akan kita tulis, 2. Paper membeli atau mengumpulkan buku-buku, majalah, jurnal yang sesuai dengan yang akan kita tulis dan 3 place, mendatangi tempat yang akan kita tulis, kalau mau menulis tentang pesantren banyak datang ke pesantren.
Antara otak kita yang berjalan lancar dengan tangan kita yang mengetik, jauh lebih cepat otak kita. Waktu menulis anggaplah sedang berbicara. Kalau ada yang salah saat mengetik, mungkin salah huruf, kurang huruf, kalimatnya kurang baik. Biarkan saja. Terus menulis jangan takut salah. Setelah dianggap selesai, mungkin  4 s.d. 6 paragraf dibaca lagi sambil membenahi yang salah. Masalah kemandegan, belum selesai berhenti, itu karena kurangnya motivasi dalam menulis. Kalau menulis artikel populer, cerpen, puisi harusnya sekali duduk. Makanya sebelum menulis, penuhi dulu wawasan kita tentang apa yang akan ditulis dengan banyak membaca.
Gairah dan motivasi keduanya sejoli dan berjodoh. Ketika ada motivasi harus menulis agar siswaku bangga, saat itu bisa muncul gairah. Gairah ini akan terus bertambah ketika tulisan kita terbit. Waduh, akhirnya terus menulis dan menulis. Hanya cerita. Beliu punya saudara guru SD di sebuah pulau terpencil. Satu buku selesai dan diterbitkan sendiri. Banyak orang memberi apresiasi. Akhirnya dia tambah bergairah untuk menghasilkan buku-buku selanjutnya.
3.    Masalah siswa sekarang lebih suka youtube karena memang peradabannya sudah seperti itu. Setiap hari dan detik buka HP, bukan buka buku. Kalau menulis buku dan digemari penerbit (buku umum) ya menulis hal-hal yang saat ini sudah hit. Mungkin tulisan tentang kiat belajar di rumah di saat pandemi virus corona lebih menarik. Atau tulisan yang berisi pengalaman orang-orang sukses, bagaimana saat dia menjadi siswa juga menarik.
4.     JAWAB 1. Daftar pustaka hanya di akhir tulisan. Bisa juga dengan diberi footnote
JAWAB 2. Jumlah buku yang akan diterbitkan tergantung prediksi penerbit. Buku beliau yang akan diterbitkan Kanisius Jogja, masih proses, akan diterbitkan 5 ribb eksemplar. Kalau menerbitkan sendiri 5 eksemplar bisa, 100 juga bisa
JAWAB 3.  Biasanya penerbit major tidak menerbitkan buku antologi yang keroyokan
JAWAB 4. Sebagai penulis pemula, ke penerbit indie atau menerbitkan sendiri dulu. Artinya dengan biaya sendiri. Nanti kalau dirasa tulisan kita bagus, baru kirim ke major. Ingat lihat visi penerbit
5.    Paragraf itu gabungan kalimat yang koheren atau padu. Ada 3 cara agar padu, 1. Mengulang kata yg sebelumnya disebutkan, 2. Mengganti dg kata lain yg sama maknanya, dan 3. Memberi konjungsi antarkalimat.
Paragraf itu terdiri atas 3 s.d. 5 kalimat, bisa 1 kalimat utama dengan 2 kalimat penjelas. Paragraf bisa dimulai dari kalimat utama, yaitu kalimat yang perlu dijelaskan dan masih bersifat umum. Misal Pandemi Corona menyengsarakan banyak orang. Kalimat selanjutnya adalah penjelas dari kalimat tersebut. Jadi berakhir apabila dianggap penjelasnya sudah cukup. Usahakan maksimal 5 kalimat
6.     1. Untuk bisa ke major, usahakan sudah terkenal dulu. Cara mengetahuinya buka google, ketik nama dan asal. Kalau ada berarti sudah terkenal. Untuk mengetahui visi dan misi penerbit buka google. Atau yang paling gampang datang ke toko buku. Cari buku yang selaras dengan buku yang Anda tulis. Kirim ke sana. Jangan mengirim buku agama ke Balai Pustaka misalnya, ya Korim, ke Mizan.
7.  Perbedaan menulis fiksi dan nofiksi, kalau novel (fiksi) harus dikerjakan secara berurutan. Kalau buku nonfiksi bisa tidak urut, bisa mulai bab 3 atau bab 5 atau bab 1, tergantung pada materi yang telah dipahami dan literaturnya lengkap.

No comments:

Post a Comment

TERIMA KASIH