Taman Bacaan Masyarakat (TBM) adalah lembaga pembudayaan kegemaran membaca masyarakat yang menyediakan dan memberikan layanan di bidang bahan bacaan, berupa: buku, majalah, tabloid, koran, komik, dan bahan multi media lain, yang dilengkapi dengan ruangan untuk membaca, diskusi, bedah buku, menulis, dan kegiatan literasi lainnya, dan didukung oleh pengelola yang berperan sebagai motivator.
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) sebagai sumber informasi sangat berperan
penting dalam menciptakan masyarakat yang literasi karena berfungsi sebagai
sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional
dan dimanfaatkan oleh masyarakat.
Kehadiran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dapat diarahkan kepada banyak
tujuan, pertama; memasyarakatkan atau
membudayakan minat baca masyarakat, yang sejauh ini dinilai masih sangat
rendah. Kedua; mendorong dan mendidik
segenap lapisan masyarakat dalam rangka pendidikan sepanjang hayat, atau
menyadarkan seluruh individu bahwa belajar merupakan kegiatan mendasar yang
secara kontinu mesti dilakukan sepanjang hidup. Ketiga; dengan adanya Taman Bacaan Masyarakat (TBM), akan terbuka
lebar-lebar peluang bagi seluruh anggota masyarakat untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan setinggi-tinggi dan sedalam-dalamnya. Keempat; Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dapat menunjang terciptanya
situasi dan kondisi sosial yang sehat, sehingga secara umum akan mendukung
pengembangan modal dasar bagi proses pembangunan.
Membangkitkan membaca memang tidak mudah, harus ada
teladan baik di sekolah maupun di rumah. Memaksa sepertinya menjadi senjata utama
bagi guru, tapi sebaiknya ada cara yang lebih manusia. Selama kita lakukan
dengan penuh kasih saya insyaa Allah pasti ada hasilnya. Berikan buku yang
mereka sukai. Misalnya mereka senangnya bermain bola, berikan buku tentang
sepak bola. Mereka bisa mengenal para pemain bola hebat. Dapat membaca
teknik-teknik memainkan bola sehingga dapat menngkatkan skill dalam bermain bola. Kalau kita terlalu mudah memberikan
vonis, memberi label anak tidak suka membaca. Bisa kejadian tidak suka baca anak
tersebut tidak suka.
Untuk mendirikan taman bacaan tidaklah sulit yang dibayangkan, yaitu:
1.
Niat
Kemauan merupakan hal yang pertama ketika akan melakukan suatu
pekerjaan. Perkuat niat kita, bahwa mendirikan Taman Bacaan bukan karena ingin
mendapat bantuan, bukan karena ingin populer. Tapi jadikan sebuah karya yang
bermanfaat, mengajak masyarakat gemar membaca.
2.
Ngobrol
bareng Keluarga
Sebelum mendirikan ngobrollah
bersama keluarga, jelaskan maksud dan tujuan mendirikan taman baca ini. Selain minta
dukungan keluarga, juga memberikan pembelajaran agar mereka mampu memberikan
sesuatu kepada masyarakat lingkungan tempat tinggal. Keluarga juga akan menjadi
contoh untuk berkunjung dan membaca di TB yang didirikan.
3.
Kumpulkan Buku
Mulailah mengumpulkan buku yang ada di rumah, untuk bahan bacaan awal. Selain
dari rumah sendiri juga bisa meminta kepada saudara-saudara yang memiliki buku
apapun yang sudah tak akan dibaca lagi. Selai buu bisa berupa bacaan apapun
yang penting berupa tulisan cetakan. Jangan dulu nunggu banyak. Buku bisa
datang sendiri. Ngak percaya, coba.
Ajaib bin ajaib.
4.
Izin tetangga
Ngobrol juga sama tetangga
kalau di rumah kita akan ada taman bacaan. Barangkali ada tetangga yang merasa risih
dengan banyaknya anak-anak dengan keberadaan TB nantiya. Pula agar tetangga
yang akan berpartisipasi dalam pendirian TB bisa membantu.
5.
Undang Anak-anak
Dekati anak-anak di sekitar agar tak mlu dengan kita. Ajak anak-anak ke
rumah agar mau datang, misalnya lakukan kegiatan yang anak-anak suka. Misalnya
mewarnai, menggambar, atau nonton bareng. Kemudian kenalkan bahwa disini ada
taman bacaan.
6.
Gunakan FB,
IG, atau Blog
Manfaatkan media sosial untuk untuk meyebarkan aktivitas yang
dilakukan. Media sosial akan banyak membantu pengenalan keberadaan TB yang
sudah didirikan. Ini juga bai untuk menjaring teman-teman yang akan memberikan
buku-bukunya.
Dalam mengelola TB janganlah taku buku hilang. Buku
hilang biasa, tapi buku datang tak disangka. Bila niatnya sudah lurus, kita tak
akan pernah merasa kecewa karena buku hilang. Semoga bukunya menjadi kebaikan
karena dibaca. Yakinlah selalu ada pengganti buku yang robek dan hilang.
Penggantinya bisa dalam bentuk apa saja.
Yang menjadi tantangan buat kita semua adalah
adanya kecanduan gadget bagi anak-anak usia sekolah. mereka menggunakan HP
hanya untuk bermain game dan belanja online. Oleh karena itu, berikan
pembinaan secara bijak agar dpat menngunakan HP untuk belajar. Tidak hanya guru
dan siswa yang harus terus belajar. Tapi semuanya, orang tua harus bisa semakin
paham bagaimana kondisi sekarang. Cakap digital menjadi program yang sekarang
sedang digalakkan. Kekuatan pendidik di keluarga, masyarakat, sekolah dan
pemerintah menjadi suatu yang tidak dipisahkan.
Sumber:
Donasibuku.
Tentang TBM. https://donasibuku.kemdikbud.go.id/tentangtbm
No comments:
Post a Comment
TERIMA KASIH