Header Ads

Monday, November 1, 2021

5 Trik Proofreading Mandiri

 Dalam dunia tulis menulis ada istilah yang perlu diketahui oleh penulis. Salah satu istilah yang perlu diketahui adalah proofreading. Dalam bahasa Indonesianya adalah mengoreksi. Sebenarnya proofreading merupakan salah satu tahapan dalam tulis menulis yang dilakukan sebelum dapat dipublikasikan. Proofreading yang kadang disebut dengan uji-baca adalah membaca ulang tulisan dengan tujuan untuk memeriksa kesalahan yang terdapat dalam teks tersebut. Kesalahan yang dimaksud mungkin kesalahan penggunaan tanda baca, ejaan, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, hingga pemenggalan kata.

Lalu apa bedanya dengan editing? Editing berfokus pada kebahasaan, sedangkan proofreading selain aspek kebahasaan, juga memperhatikan isi atau substansi dari tulisan tersebut, logika tulisan. Tulisan yang akan dipublikasikan diterima oleh logika dan dapat dipahami atau tidak. Kalimat yang digunakan efektif atau ambigu, sehingga dapat dipahami oleh pembaca atau justru akan menimbulkan penafsiran yang berbeda.

Pentingya Proofreading

Proofreading sangat penting untuk teks apa pun yang akan dibagikan kepada pembaca, baik itu makalah akademis, lamaran kerja, artikel online, atau brosur cetak. Langkah ini seyogyanya dilakukan oleh seorang proofreader. Karena sifatnya uji coba, berarti tulisan yang akan dipublikasikan dibaca oleh orang lain yaitu proofreader. Proofreader bertindak sebagai pembaca sekaligus menilai terhadap tulisan tersebut dapat terpahami oleh pembaca atau tidak.

Trik Proofreading Mandiri

Bagi penulis, perlu memiliki dasar proofreading untuk keperluan tulisan yang biasa dikerjakan agar pembaca dapat memahami sesuatu yang ingin disampaikannya.

1.       Swaedit

Tidaklah mudah mengenali kesalahan sendiri. Namun inilah yang harus dilakukan oleh seorang penulis untuk dapat mengenali kesalahan dalam penulisannya sendiri. Kesalahan yang terjadi bukan semata-mata karena ketidakmampuan dalam penulisan, bisa karena faktor teknis. Misalnya papan huruf yang sudah berumur sehingga mengalami kendala pada tombolnya. Mungkin juga kelelahan mata yang menyebabkan terjadi kesalahan ejaan atau tanda baca.

Swaedit harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak terburu-buru. Kesalahan ejaan dan tanda baca mungkin dapat diatasi secara cepat, namun kesalahan gramatika bisa menyebabkan perbedaan pemaknaan penulis dan pembaca.

Jika proofrading dilakukan oleh penulis setelah naskah diendapkan, maka ketika melakukannya, ia bertindak sebagai "CALON PEMBACA"

Pertama yang harus dilakukan adalah Merevisi draf awal teks, seringkali membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan atau menghapus seluruh bagian.

Kemudian merevisi penggunaan bahasa: kata, frasa dan kalimat serta susunan paragraf untuk meningkatkan aliran teks.

Setelah itu memoles kalimat untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya serta memperbaiki kalimat-kalimat yang ambigu.

Dan yang terakhir adalah 1)  Cek ejaan; merujuk ke KBBI & PUEBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit, 2)  Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI, 3)  Konsistensi nama dan ketentuannya, 4)  Perhatikan judul bab dan penomorannya.

2.       Tidak Maraton

Membaca secara terus menerus akan mengakibatkan kelelahan pada penglihatan. Ini akan berakibat kesalahan yang kecil tidak akan terdeteksi. Akan lebih bijaksana apabila proofreading dapat ditunda untuk relaksasi terlebih dahulu agar penglihatan kembali menjadi segar.

3.       Koreksi Cetakan

Biasanya sebelum diterbitkan, sebuah buku akan dicetak drafnya terlebih dahulu. Melihat kata-kata pada halaman cetak merupakan cara lain melihat ketidaksesuaian baik ejaan, tanda baca, maupun format penulisan yang barangkali berbeda dengan format di layar monitor.

4.       Shortcut Digital

Perangkat lunak pengolah kata dapat membantu mempercepat pengeditan kata-kata maupun istilah. Karena ini adalah cara kerja mesin sehingga akan mendeteksi yang sesuai dengan yang diperitahkan leh operator. Perangkat ini hanya berfungsi sebagai pembantu saja, jadi ketelitian tetap harus dilakukan secara manual karena proofreader berlaku sebagai pembaca.

5.       Belajar dari Kesalahan

Kesalahan yang berulang akan terhindari apabila penulis juga berfungsi sebagai proofreader. Kesalahan-kealahan kecil seperti salah ketik atau salah ejaan lebih sulit dikenali kalau tidak cermat dalam membaca tulisan yang diujicobakan.

Proofreading Ejaan di Blog

Setelah tulisan di blog selesai, buka jendela draft, dan buka juga jendela pratinjau.

  1.  Baca tulisan pada jendela pratinjau;
  2. Jika ada kesalahan penulisa, blok kata yang salah lalu dikopi;
  3. Setelah itu buka jendela draft, tekan tombol Ctrl+F;
  4. Tempelkan salinan tadi di kolom pencarian Ctrl+V;
  5.  Akan muncul highlight tulisan, kita lakukan perbaikan, setelah itu klik tombol simpan atau Ctrl+S;
  6. Buka jendela pratinjau, kemudian refresh atau tekan tombol F5.

Sumber:

https://fastwork.id/blog/apa-itu-proofreading/

https://penerbitdeepublish.com/apa-itu-proofreading/

No comments:

Post a Comment

TERIMA KASIH