Pernahkan ke perpustakaan? Untuk apa pergi ke perpustakaan?
Kebanyakan murid pergi ke perpustakaan untuk mencari buku yag ditugaskan oleh
gurunua. Mencari buku cerita. Mungkin juga mlihat karya-karya yang bagus. Atau
mungkin juga hanya ingin wifi gratis.
Perpustakaan identik dengan buku. Kalau mendengar kata
perpustakaan pasti terbayang buku-buku di rak, ruang baca, atau lobi yang ada
gantungan surat kabar. Tetapi itu perpustakaan di zaman dulu. Perpustakaan di
zaman sekarang terdapat juga layar-layar monitor komputer di beberapa tempat.
Dulu ad rak katalog buku, sekarang tinggal klik, buku yang dicari didapat dan
ketahuan jumlah serta sisa buku yang belum dipinjam.
Biasanya perpustakaan dimiliki oleh sekolah-sekolah atau
perguruan tinggi. Ada juga lembaga non kependidikan yang memiliki perpustakaan.
Koleksi buku yag dimiliki perpustakaan tergantung dari lembaga yang
memilikinya. Pemerintah juga memiliki perpustakaan mulai dari perpustakaan
daerah sampai dengan perpustakaan nasional. Perpustakaan daerah dimiliki oleh
pemerintah daerah sedangkan perpustakaan nasioal dimiliki oleh pemeritah pusat.
Perpustakaan Nasional adalah perpustakaan yang secara khusus didirikan oleh
Pemerintah Negara demi menyimpan informasi negara tersebut. Berbeda dengan
perpustakaan umum, sangatlah jarang khalayak ramai diperbolehkan meminjam buku.
Seringkali sebuah perpustakaan nasional menyimpan koleksi langka dan
bersejarah (Wikipedia).
Perpustakaan nasional
Indonesia di kenal dengan perpusnas. Perpusnas memiliki visi "Terwujudnya
Indonesia Cerdas Melalui Gemar Membaca Dengan Memberdayakan Perpustakaan".
Berikut paparan Mudafiatun Isriyah penulis peraih Buku Terbaik versi Perpusnas
2020.
Apa menulis itu?
Menulis merupakan
keterampilan untuk menuangkan ide dan gagasan secara tertulis. Menulis kreatif
dapat didefinisikan sebagai proses menulis yang bertumpu pada pengembagan daya
cipta dan ekspresi pribadi dalam bentuk tulisan yang baik dan menarik. Apa yang
harus ditulis? Tergantung apa kemauan penulis.
Menulis biasa
dilakukan pada media berbentuk kertas dengan menggunakan alat-alat seperti pena
atau pensil. Pada awal sejarahnya, menulis dilakukan dengan menggunakan gambar,
contohnya tulisan hieroglif pada zaman Mesir Kuno.
Tulisan
dengan aksara muncul sekitar 5.000 tahun lalu. Banyak orang dari Sumeria (Irak)
menciptakan tanda-tanda pada tanah liat. Tanda-tanda tersebut mewakili bunyi,
berbeda dengan huruf-huruf hieroglif yang mewakili kata-kata atau benda.
Kegiatan
menulis berkembang pesat sejak diciptakannya teknik percetakan, yang
menyebabkan orang makin giat menulis karena karya tulis mereka mudah
diterbitkan. Seiring dengan perkembangan teknologi dan media, kegiatan menulis
juga ikut berkembang pesat di dunia. Melalui media elektronik, setiap orang
dapat memperoleh bahan penulisan dari internet. Hal ini membuat penulis menjadi
lebih efisien dalam memanfaatkan waktu, biaya, dan tenaga untuk menulis. Saat
ini penulis juga bisa berbagi semua tulisannya di manapun ia berada dengan
menggunakan teknologi berbasis internet. Begitu juga dengan para pembaca, akan
lebih mudah untuk melihat tulisan-tulisan penulis yang digemarinya.
Berikut pemaparan
tentang menulis deskripsi.
Bagaimana cara membuat Teks deskripsi dari
awal?
Teks deskripsi adalah teks yang menggambarkan tentang
objek, tempat, atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, atau dirasakan oleh
pembaca. Secara umum, struktur teks deskripsi terdiri dari dua bagian. Cara
Membuat Teks Deskripsi dari Awal:
1.
Memilih dan menentukan objek yang akan dibahas.
2.
Menentukan maksud dan tujuan dalam penulisan
teks deskripsi.
3.
Mengumpulkan sumber data dan informasi yang
dapat membantu menggambarkan objek secara terperinci.
4.
Menyusun kerangka karangan dari data dan
informasi yang sudah diperoleh.
Kegiatan
menulis menghasilkan tulisan yang mempunyai empat unsur yaitu gagasan, tuturan,
tatanan, dan wahana.
1.
Gagasan
Setiap orang tentu memiliki
serangkaian gagasan atau ide yang tersimpan dalam pikiran. Gagasan akan menjadi
berarti dan dapat dinikmati oleh orang lain di sekitar pemilik gagasan jika
sudah ditransformasikan melalui bentuk karya tulis misalnya buku, makalah,
jurnal, prosiding, majalah, atau surat kabar.
Gagasan bisa diperoleh
melalui informasi yang dibaca, didengar, dilihat, atau pengalaman yang dialami.
Semakin banyak gagasan yang diperoleh semakin banyak peluang dalam menciptakan
berbagai karya. Tulisan merupakan pengikat gagasan yang tertanam dalam pikiran
setiap orang. Pada umumnya gagasan diartikan sebagai pikiran atau ide tentang
suatu hal (orang atau peristiwa). Gagasan sama halnya dengan suatu pendapat
2.
Tuturan
Tuturan merupakan gagasan yang
dapat dimengerti oleh pembaca tulisan. Jenis tuturan umumnya terbagi menjadi
deskripsi, persuasi, narasi, argumentasi, dan eksposisi.
Deskripsi : pemaparan atau
penggambaran dengan kata-kata tentang suatu benda, tempat, suasana atau
keadaan.
Narasi: cerita yang didasarkan pada
urut‐urutan suatu (atau serangkaian)
kejadian atau peristiwa.
Argumentasi: turunan dari verba to argue
(Bahasa Inggris) yang artinya membuktikan atau menyampaikan alasan dan
meyakinkan pembaca.
Eksposisi: menyingkapkan ide,
pemikiran, perasaan atau pendapat penulisnya.
3.
Tatanan
Tatanan
merupakan kaidah yang harus dipenuhi ketika gagasan diungkapkan selama kegiatan
menulis. Penulis harus menulis sesuai dengan tatanan yang berlaku dalam suatu
tulisan. Tatanan yang harus dipenuhi adalah tatanan gramatika, tataan bulat dan
utuh, dan tatanan makna yang jelas.
4.
Wahana
Wahana dapat
berbentuk gramatika, kosakata, dan retorika. Banyaknya wahana yang digunakan
selama kegiatan menulis bergantung kepada tingkat penguasaan makna dan jumlah
kata yang diketahui oleh penulis
Sumber:
http://www.bpkp.go.id/pustakabpkp/index.php?p=pengertian,%20tujuan
https://www.perpusnas.go.id/visi_misi.php?lang=id
https://www.kompasiana.com/ajiseptiaji/58eb62c22c7a616007a98f32/gagasan-dalam-sebuah-tulisan
No comments:
Post a Comment
TERIMA KASIH