Header Ads

Friday, October 15, 2021

KATEI JADILAH KAU BUKU

 Setiap individu menghendaki sebuah karya yang dapat diakui oleh orang lain. Karya yang dihasilkan mungkin dapat berguna bagi dirinya, orang lain, atau generasi selanjutnya. Bagi orang yang berkecimpung di dunia pendidikan tak akan asing dengan karya yang berupa tulisan. Apalagi bagi seorang teknokrat, karya yang berupa tulisan merupakan sebuah keharusan. Tulisan-tulisan yang dihasilkan pun berupa paparan yang bernuansa ilmiah. Karena keilmihannya maka disebutlah sebagai tulisan ilmiah.

Karya Tulis Ilmiah (KTI) merupakan hasil dari suatu usaha yang berupa tulisan yang didasari oleh hal-hal yang logis terkait dengan penelitian atau penemuan. KTI memiliki tujuan penulisan, kebermanfaatan tulisan, dan menggunakan metoda ilmiah. Pasti bayangan yang timbul dari para pembaca tentang KTI adalah paparan tulisan dengan kalimat yang panjang-panjang hanya untuk menjelaskan sebuah hal. Selain itu, sajian-sajian tulisannya berupa kutipan-kutipan pendapat atau teori para ahli pendahulunya. Tulisan yang dihasilkan harus dapat dipertanggungjawabkan keilmihannya.

Jelas kata-kata yang digunakan dalam KTI adalah kata-kata yang bermakna lugas tidak boleh bermakna ganda (ambigu) maupun bermakna konotasi sehingga akan memberikan efek bosan bagi pembacanya. Penulisan kalimat, ejaan, maupun struktur kalimatnya juga harus sesuai dengan ketentuan penulisan tata bahasa yang digunakan.

Selain hal tersebut, tidak jarang KTI diikat oleh struktur penulisan yang telah ditetapkan oleh lembaga yang menaungi penulis. Walaupun maksud dan isinya sama tetap jika penulisannya tidak sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, maka tulisan tersebut dianggap salah. Jadi penulis KTI harus tetap mengikuti aturan penulisan agar tulisanatau karyanya diakui.

KTI hanya dibaca oleh bukan pembaca pada umumnya. Biasanya KTI hanya merupakan hiasan lemari-lemari perpustakaan yang dicari oleh pembaca yang mencari referensi yang sesuai dengan yang akan ditulis. Sesudahnya akan disimpan kembali atau bahkan tidak pernah sama sekali pembaca yang menyentuhnya.

Apabila menempuh pendidikan strata 1, karya ilmiah yang berupa skripsi menjadi wajib sebagai syarat kelulusannya. Dalam penulisan skripsi harus mengikuti tata tulis skripsi yang telah ditetapkan oleh lembaga pendidikannya. Apabila tidak sesuai dengan kriteria penulisan yang telah ditetapkan maka skripsi akan ditolak.

KTI yang lebih sederhana dapat berupa makalah yaitu tulisan ilmiah yang biasanya berkaitan dengan penidikan. Mulai dari makalah yang disajikan dengan data minim (biasanya makalah anak sekolah) sampai dengan data yang lebih detail, biasanya ditulis oleh penulis yang sudah professional. Data-data diperlukan untuk mendukung pemaparan makalah tersebut.

Namun ada KTI yang lebih familier yaitu artikel. Artikel biasanya ditulis dengan bahasa yang populer, dengan tata tulis lebih sederhana namun tak mengurangi keilmiahannya. Artikel ditulis untuk dipublikasikan di media baik cetak maupun online.

Untuk mengantisipasi tulisan yang telah dibuat sebagai karya agar tidak dilupakan orang, alangkah bijaksananya KTI yang berupa skripsi, makalah, atau atikel diabadikan dalam bentuk buku. Dengan bentuk buku niscaya akan lebih memasyarakat dan dengan harapan dapat dibaca oleh khalayak umum.

Bagaimana mengubah bentuk KTI menjadi sebuah buku? Beberapa tips menjadikan KTI berubah menjadi sebuah buku baik cetak maupun elektronik.

1.       Ubah Judul

Judul KTI pasti panjang karena terdiri dari minimal 4 kata yaitu kata yang berisi materi, subjek, objek, dan tempat penelitian. Judul KTI harus mengaitkan antar unsur agar menjadi hubungan sebab akibat yang jelas. Untuk versi buku difokuskan pada objek. Kata yang dipilih sebagai judul buku bisa menjadi daya tarik pembaca, karena judul buku merupakan hal yang pertama dibaca oleh pencari buku. Judul buku diusahakan kata yang dapat menimbulkan rasa penasaran bagi yang membacanya. Judul buku bisa panjang (beberapa kata) namun harus ada penekanan pada salah satu kata misalnya pada objek.

2.       Ubah Daftar Isi

Daftar isi juga bisa dikatakan merupakan garis besar dari KTI. Pada daftar isi KTI, memuat semua yang ada pada isi tulisan dengan menampilkan bab, subbab, subsubbab sampai detail sebelum uraian. Daftar isi KTI biasanya juga ditentukan oleh seberapa detail pembahasan yang akan diuraikan. Semakin detail uraian, maka semakin banyak daftar isinya. Pada buku cukup meringkas menjadi beberapa bab dengan cara menggabungkan dan mengikuti pedoman 2 W (why dan what) + H (how). Dengan demikian isi yang terdapat pada buku di awal berisi tentang apa dan mengapa-nya sesuatu itu tuliskan. 

3.       Ubah Isi

Yang dimaksud dengan mengubah isi bukan esensi isinya tetapi gaya penulisannya. Bahasa buku lebih cair, dengan kosa kata populer. Pada penjelasan bisa digunakan kata-kata yang erkonotasi lebih luas sehingga mudah dicerna oleh pembaca. Penulisan isi dala buku ditentukan oleh kemahiran penulis dalam merangkai kata, pengalaman, bahan bacaan (literature). Semakin banyak pengalaman, jam terbang menulis, bacaan yang digunakan sebagai referensi, maka tulisan yang dihasilkan akan semakin meyakinkan.

Sumber :

https://www.gramedia.com/literasi/karya-tulis-ilmiah/

https://www.google.com/search?q=artikel&rlz=1C1CHZN_enID924ID924&oq=arti&aqs=chrome.2.69i57j0i512j0i131i433i512j0i512j0i433j0i131i433j0i433i512j0i131i433i512l2j0i433i512.8326j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8

No comments:

Post a Comment

TERIMA KASIH