Adalah
Much. Khoiri, dosen dan penulis 42 buku dari Unesa Surabaya. beliau mulai
memuatkan tulisan di media cetak sejak 1986/1987 (kuliah semester 3).


Manusia
adalah subjek yang tanpa dibubuhi kata kerja hanyalah entitasi yang mati, tanpa
makna, tanpa makna kontekstualisasinya. Tanpa diikuti kata kerja tidak akan
bisa melakuka apa-apa dan tak berguna. Jadi hakikatnya, manusia itu selama
masih dalam keadaan hidup akan berkegiatan dan pasti sibuk. Dengan demikian,
kesibukan tak dapat dijadikan alasan untuk tidak melakukan kegiatan apapun
termasuk kegiatan menulis.
Sudah
menjadi hukum alam dalam kesibukan pasti ada kelonggaran, ada kesempatan, ada
ruang waktu walaupun hanya sekejap saja. Ini hanya masalah keterampilan,
kemahiran, kemampuan, kemauan mengelola waktu karena setiap orang mempunyai
waktu yang sama dalam sehari yaitu 24 jam. Maka harus memiliki sikap yang
negatif atau positif untuk mengelola setiap berjalannya waktu. Kalau memilih
sikap yang negatif terhadap kesibukan berarti seseorang tidak akan melakukan
kegiatan apapun dan waktu akan terus berjalan. Dengan menyiasati positif
terhadap kesibukan akan memiliki kekuatan yang baik untuk diri sendiri dan pada
akhirnya akan menikmati kesibukan tersebut.
Sikap positif terhadap kesibukan dengan
menulis
1.
Memiliki Waktu Khusus Menulis Kegiatan menulis merupakan
salah satu sikap positif terhadap kesibukan. Penulis sejati akan mencurahkan
daya dan pikirannya untuk tulisan. Jika tidak sedang menulis ia akan memikirkan
apa yang akan dia tulis. Juga memiliki waktu khusus yang dipilih untuk larut
dalam kegiatan menulis dalam setiap harinya. Tiada hari tanpa menulis karena
kegiatan menulis itu sama wajibnya degan bembaca.
2.
Peninggalan Penulis Bud Garder mengatakan “When you speak, your words echo only across
the room, or down the hall. But when you word echo down the ages”. Ketika
kamu berbicara, kata-katamu akan menggema melintasi ruangan atau sampai ke aula
tetapi ketika kamu menulis maka kata-katamu akan menggema sampai berabad-abad.
Apa yang kita angankan akan lenyap, apa yang kita katakana akan musnah, apa
yang kita lakukan akan tak tersisa. Kecuali dituliskan ia akan abadi dan
menyejarah. Kata Pramoedya Anantatoer : “Orang boleh pandai setinggi langit,
tapi selama ia tidak menulis, ia aka hilang di dalam masyarakat dan dari
sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”. Sejalan dengan Budi Darma :
“Begitu seorang pengarang mati, tugasnya sebagai pegarang tidak dapat diambil
alih orang lain. Sebaliknya, jika dekan, camat, dan mantri polisi mati, dalam
waktu singkat akan ada orang yang dapat dan mampu menggantikannya.”
3.
Guru untuk Diri Sendiri Tidak sedikit orang yang
pandai menjadi guru atau menggurui orang lain, tetapi mendidik diri sendiri untuk
menulis itu harus dilakukan. Mendidik diri menulis bukan haya membuat diri
kompeten di bidang menulis, melainkan juga berani menegakkan prinsip reward and punishment. Kalau tidak disiplin menjalankan komitmen harus memberi
hukuman pada diri sediri misalnya melipat gandakan membaca atau meunlis di hari
berikutnya. Tetapi harus memeri hadiah kepada diri sediri pula ketika berhasil
meningkatkan membaca atau menulis misalnya piknik, membeli buku, membeli
laptop.
4.
Penulis bisa berkomunikasi melalui
tulisannya:
·
Mengomunikasikan mengenai gagasannya,
pemikirannya;
·
Seakan dalam forum yang sama dan saling
berhadapan jadi ada titik pandang saya, saudara, Anda, pembaca sekalian;
·
Materi tulisan selaras dengan pembacanya, jadi
harus menulis yang dibutuhkan oleh pembaca
·
Pengorganisasian tulisan harus bagus sehingga
bisa diikuti oleh pembaca, keterkaitan kata, kalimat, paragraf, harus selaras,
enak diikuti supaya pembaca tertarik megikuti sampai akhir.
·
Bahasa harus komunikatif sesaui dengan genre
tulisan, tulisan ilmiah harus dengan bahasa ilmiah, tulisan untuk umum harus
bahasa semi ilmiah (populer) harus bisa menyapa masyarakat luas.
5.
Strategi Menulis
Beliau
memberikan 17 strategi jitu dalam menyiasati kesibukan yang perlu diterapkan
agar tetap eksis dan produktif. Ketujuh belas strategi tersebut adalah :
v (1) Tetapkan niat menulis
Niat dan keyakinan menjadi daya dorong ketika belum bangkit dan akan
menjadi bangkit ketika ada godaan. Ketika malas akan terdorong untuk menulis, ketika
ada godaan misalnya ingin ngobrol, ingin nonton film, maka daya tahanlah yang
akan membantu untuk menguatkannya. Misal ketika sedang menulis artikel ditengah
jalan ada godaan untuk megerjakan sesuatu yang tak berguna. Niat ada 2 macam yaitu
: pertama niat secara umum/abstak/filosoif
menulis itu untuk mencerdaskan bangsa, untuk beramal; sulit diraba, tak ada
tolok ukur. Kedua pragmatis menulis
agar dapat uang, terkenal, supaya naik pangkat harus dimunculkan agar menjadi
penyemangat.
v (2)
Rajinlah membaca


v (3)
Gunakan alat perekam gagasan

v (4)
Kobarkan inspirasi
Inspirasi adalah ilham, sesuatu yang akan memunculkan ide yang terbagus.
Inspirasi itu dapat tumbuh dan berkembang kalau ada pemicunya. Apabila kaya
pengetahuan akan mudah timbul berbagai isnpirasi
dalam berbagai bentuk. Inpsirasi sama dengan pengetahuan awal atau bekal pengetahuan
yang dimiliki seseorang ditambah dengan sebuah
trik. Misal kalau tahu tentang dunia valas apabila membaca berita yang
berkaitan degan valas maka ada kemungkinan menulis dengan topik yang berkaitan
degan valas tersebut. “If you wait for
inspiration you are not writer but a waiter”. Sebenarnya inspirasi bisa dikontruksi,
diciptakan, atau dikondisikan dengan banyak membaca. Jangan menunggu inspirasi.
Kalau Anda hanya menunggu inspirasi maka Anda bukan seorang penulis tetapi seorang
penuggu.
v (5)
Tentukan waktu utama
Semua orang memiliki waktu dan kesempatan yang sama. Setiap orang
memiliki waktu 24 jam dalam sehari sehingga mempunyai kesempatan yang sama pada
setiap peluang. Setiap orang juga memiliki kesibukan sediri-sendiri. Tetapi ada
yang membedakan peggunaan waktu dan kesempatan dalam menyikapi peluang yag
datang pada dirinya. Yang membedakan adalah bisa meluangkan waktu. Untuk
menjadi seorang penulis harus:
1)
Waktu utama menulis jangan berbenturan dengan jam
kerja;
2)
H arus nyaman dengan pilihan waktu tersebut;
3)
Pegang komitmen tentang waktu tersebut agar
fisiolofis itu terbangun menjadi kebiasaan.
v (6)
Bagi pemula, menulis bebas
Menulis spontan secara bebas untuk melatih orang menuangkan gagasan,
pengalaman, perasaan dengan lancar. Jadi seperti orang curhat dengan menggunakan
bahasa tutur. Menulis bebas ini sebenarnya sedang mengoptimalkan kerja otak
kanan dan meminimalkan kerja otak kiri. Otak kanan ini spontanitas, penuh
kebebasan, tanpa aturan. Sebaliknya otak kiri menuntut kerja teratur, runut, sistematis,
dan penuh dengan pertimbangan. Dengan menulis bebas melatih penulis untuk
meghindari dari ketakutan-ketakutan akan kesalahan dalam menulis. Tidak akan
takut kesalahan dalam menulis misalnya kosa kata yang tidak sesuai, tanda baca
yang tidak benar, hubungan antar kalimat dan antar paragraf yang kurang bagus. Perasaan
itu lebih dekat otak kanan, dengan menulis bebas progresnya akan kelihatan dan
pada saatnya nanti akan kelihatan menarik hasilnya.
v (7)
Menulis di dalam hati
Setiap orang bisa menulis dalam hati, dalam pikiran. Ini bisa terjadi
saat berangkat kerja, saat pulang kerja, mengunggu, ini merancang apa saja yang
akan ditulis. Ungkapan Mark Earnest “All
good ideas arrive by change”, semua
ide-ide yang sangat bagus itu datang secara spontan/kebetulan. Jangan lewatkan
ide-ide bagus langsung diproses dalam pikiran. Kalau perlu catat sebentar untuk
kemudia dikembangkan di waktu menulis yang sesungghnya.
v (8)
Menulis di waktu utama
Sesuai dengan sikap positif terhadap menulis maka harus menentukan
waktu menulis yang utama yang digunakan untuk menulis dan megembangkan ide-ide
yang tercatat dalam pikiran ketika sedang menulis dalam hati atau dalam
pikiran. Waktu menulis utama ini harus digunakan seoptimal mungkin dengan
menulis suatu topik sampai selesai.
v (9) Memanfaatkan
waktu luang
Ketika tulisan yang panjang atau perlu membutuhkan pemikiran yang lebih
berat dan banyak dan belum selesai dikerjakan di waktu utama maka dapat
menggunakan waktu luang untuk menyelesaikannya. Komitmen menggunakan waktu
utama tetap harus dijalankan dengan disiplin. Jadi bisa dikatakan waktu luang
ini merupakan waktu cadangan. Namun bukan berarti waktu luang ini selalu
digunakan untuk menyelesaikan tulisan yang tidak selesai di waktu utama tetapi
waktu luang ini digunakan juga untuk meningkatkan kuantitas tulisan dan kalau
dijalankan akan mendapat reward
seperti tersebut dalam pembahasan terdahulu.
v (10)
Menulis yang dialami
Yaitu menulis tentang yang dikerjakan misal perjalanan, kemah, sebagai
bahan tulisan. Tulisan ini bisa merupakan catatan perjalanan selama bepergian,
selama menjalani kegiatan yang dilakukan. Tulisan ini akan menrik apabila
dikemas dengan apik. Menulis ini termasuk genre traveling yang menjadi tulisan
tervaforit kedua setelah novel (Faisal Amir dalam kuliah 30 April 2020).
v (11)
Menulis yang dirasakan
Asama Nadia penulis yang memanfaatkan kekuatan perasaannya. Salah satu
karyanya “Emak Ingin Naik Haji” yang menggunakan kekuatan perasaannya karena dari
pengalamannya yang kena musibah sakit dan dieksplor dalam karyanya tersebut.
v (12)
Menulis selaras dengan minat/pekerjaan
Semua yang berkait dengan pekerjaan dapat ditulis, misal praktik
terbaik mengajar/ medidik yang dapat dijadikan buku.
v (13)
Menulis dengan riang
Menulis harus dengan persaan yang bahagia gembira, senang Albert
Einstein “Karya kreatif terbaik tidak pernah terselesaikan ketika seseorang tidak
bahagia”. Jadi ketika bahagialah seseorang dapat meyelesaikan tulisan dengan
baik.
v (14)
Menulis yang banyak
Selesaikan dengan baik tulisan sebanyak 1, 2, atau 3 topik dalam sehari.
Dengan menulis yang banyak sejatinya belajar menulis yang bagus, quantity produces quality kuantitas itu
bisa menghasilkan kualitas. Menulis dengan jumlah banyak, kita tidak tahu
tulisan mana yang merupakan tulisan berkualitas.
v (15)
Read bester and write faster
Bagi penulis yang sudah mahir
dalam era informasi sekarang dapat menerapkan “read bester and write faster”. Penulis harus lebih pinter, lebih
bagus membaca dan menulis lebih cepat dari biasanya. Kalau biasanya menulis
sehari 1 artikel dalam tiga jam, sekarang harus kurag dari waktu tersebut.
Artinya produktifitasnya meningkat baik membaca maupun menulisnya.
v (16)
Membuat motto yang dahsyat
Buatlah motto yang dahsyat yang bisa mneyemangati diri sendiri. Misalnya
“write every day”, menulis setiap
hari atau “write or die”, menulis
atau mati.
v (17)
Menulis dengan doa
v Sebagai
umat yang beragama tidaklah pernah melupakan Sang Pencipta, mulailah menulis
dengan berdoa terlebih dahulu agar kalau hasilnya baik, bagus, bermanfaat bagi
orang lain dan mendapat pujian tidak akan menjadikan dirinya sombong.
PERTANYAAN
1. Ketika sedang sibuk, harus menyiapkan rekaman,
atau aplikasi notepad di HP untuk mencatat poin-poin. Sesudah ada waktu longgar
menuangkan yang sudah dicatat tersebut. Kemudian di waktu utama dikembangkan
menjadi tulisan yang sudah selesai. Kalau ada ide dalam suatu kesibukan catat
poin, kemudian tuangkan di kertas ketika sudah ada waktu longgar.
2. Waktu yang diperlukan bagi penulis pemula untuk
bisa terampil menulis bergantung niat dan intensitas berlatihnya. Komitmen tiap
hari harus menulis satu atau dua tulisan akan cepat bisa terampil. Kalau kalah
dengan kesibukannya sendiri akan lebih lambat.
3. Menulis dalam hati itu sebenarnya seakan menulis
di kertas tetapi di hati/pikiran. Misal di perjalanan sesampai tempat tujuan harus
dipindahkan ke kertas setidaknya dalam konsep. Ada aplikasi write plus yaitu merekam jadi tulisan
bisa digunakan sebagai sarana walaupun agak tidak nyaman tulisannya.
4. Mengelola waktu
dalam kesibukan dengan mendasari diri bahwa membaca itu wajib dan menyebabkn menulis
menjadi wajib beliau dengan motto “jangan mati sebelum menulis buku”. Ada
saatya bersama siswa, keluarga, tetangga, dan saat menulis. Menulis diberikan
waktu yang khusus atau waktu utama yang menjadi waktu wajib menulis setara
wajibnya dengan waktu ibadah. Kalau suatu hari tidak bisa meyelesaikan sebuah
tulisan berarti punya hutang dan harus dibayar keesokan harinya. Sedangkan
kalau berhalangan di waktu utama atau terasa sangat tidak memungkinkan menulis
maka menulis sesuatu yang pendek puisi misalnya. Puisi itu adalah salah
satu genre karya tulis. Selain puisi masih banyak jenis tulisan lain yang dapat
dijadikan pilihan. Karena menulis itu pada dasarnya menuangkan pikiran,
perasaan dalam tulisan.
Seseorang
yang semakin banyak kegiatan harus semakin pintar mengelola waktu. Setiap orang berbeda
kesibukan dan kemampuan mengelola waktunya. Yang penting punya jadwal yang
jelas. Tips mengelola waktu seseorang tidak bisa dibagikan kepada orang lain karena
kemampuan, ketangguhan yang berbeda. Bila overload
harus ada yang di hilangkan.
5. Sering muncul gagasan baru ketika sedang menulis,
maka harus konsisten, harus sudah punya rancangan terhadap tulisan yang sedang
ditulis. Kalau ada ide baru catat di tempat lain mungkin akan menjadi tulisan
atau buku yang berbeda.
6. Hakikatnya menulis itu berpikir di atas kertas
(media), memvisualisasikan pikiran di atas kertas atau media lain. Proses
menulis antara lain dari bahasa lisan. Cerpen/novel itu sebagian juga fakta,
misal Jakarta itu ada di Papua itu tak betul. Tulisan itu pantas tidak pantas
tidak perlu diperhatikan, tidak perlu memikirkan hinaan orang lain karena
menulis itu sedang berproses.
Menulis
itu sebuah keterampilan jadi harus lewat latihan, writing skill, akan menjadi mahir kalau dilatih dan dipraktikan.
Tulisan itu alat komunikasi penulis dengan pembaca. Pembaca harus merasa nyaman
membaca sehingga bahasa harus enak dibaca. Bahasanya harus bisa dipahami banyak
orang sebagai pembacanya. Misalnya bahasa
ilmiah itu dipakai pada artikel ilmiah, sedangkan artikel poluler dengan
bahasa baku tetapi menggunakan diksi yang lebih cair. Itu harus dipelajari dan
dipraktikan. Selain itu hubungan kalimat dalam paragraf dan hubungan antar
paragraf juga harus diperhatikan agar tidak menimbulkan salah penafsiran.
Pemilihan kalimat bisa kalimat panjang atau pendek. Semua itu gaya itu
masing-masing, ciri khas lisensia poetika
hak cipta style menulis seseorang.
7. Menulis biografi orang itu beralih menjadi sudut
pandang orang ke-3. Menulis biografi harus berdasarkan data yang baik dengan informasi melalui
wawancara, catatan harian, foto-foto , bertanya kepada keluarga, teman. Menulis
biografi itu dengan gaya santai tetapi tidak asal-asalan. Berbeda lagi dengan oto
biografi lebih lancar karena menceritakan diri sendiri.
8. Dari 17 ambil yang relevan dengan diri sendiri,
misal read bester and write faster
tak cocok bagi penulis pemula. Bagi pemula cukup free
writing saja. Penulis pemula itu menulis artikel pendek 3 atau 4 halaman.
Bisa tentang kuliner, kehidupan sekolah unggul, KBM di masa pandemi. Mulai
dengan yang sederhana, dari artikel dikumpulkan bisa jadi buku. Kumpulkan di
blog atau FB supaya dibaca orang dan ada masukan.
Dalam
sebuah perjalanan dapat dijadikan tulisan atau buku kalau yang melakukan
perjalanana dapat menangkap kesensitifan gejala-gejala sehingga menjadikan
sebuah ide, misal kuliner, tempat duduk, atau lainnya dengan membedakan antar
satu degan lainnya. Misalnya lagi di Yogya ditemukan pesta pengantin atau
prosesi lamaran pengantin bisa di bandingkan dengan tempat atau budaya lain
yang disinggahi dalam perjalannya.
9. Banyak pilihan genre tulisan sesuai dengan passion-nya:
1)
Puisi salah satu karya sastra ada banyak jenis
puisi, itu merupakan kegiatan menulis
2)
Prosa cerpen, novel, novelet, dan prosa kreatif
3)
Drama/lakon bisa saja skrip sinetron
4)
Jurnalistik membuat reportase, feature,
5)
Buku biografi, ensiklopedia
No comments:
Post a Comment
TERIMA KASIH