Header Ads

Sunday, May 10, 2020

SIBUK TAPI MENULIS


Adalah Much. Khoiri, dosen dan penulis 42 buku dari Unesa Surabaya. beliau mulai memuatkan tulisan di media cetak sejak 1986/1987 (kuliah semester 3).
Lahir di Desa Bacem, Madiun 24 Maret 1965, Much. Khoiri kini menjadi dosen dan penulis buku dari FBS Universitas Negeri Surabaya (Unesa), trainer, editor, penggerak literasi. Alumnus International Writing Program di University of Iowa (1993) dan Summer Institute in American Studies di Chinese University of Hong Kong (1996) ini  trainer untuk berbagai pelatihan motivasi dan literasi. Ia masuk dalam buku 50 Tokoh Inspiratif Alumni Unesa (2014). Pernah menjadi Redaktur Pelaksana jurnal kebudayaan Kalimas dan penasihat jurnal berbahasa Inggris Emerald. Pernah menjadi redaktur Jurnal Sastra dan Seni. Selain menghidupkan beberapa komunitas penulis, ia juga pernah mengomandani Ngaji Sastra di Pusat Bahasa Unesa bersama para sastrawan. Karya-karyanya (fiksi dan nonfiksi) pernah dimuat di berbagai media cetak, jurnal, dan onlinebaik dalam dan luar negeri. Ia telah menerbitkan 42 judul buku tentang budaya, sastra, dan menulis kreatifbaik mandiri maupun antologi. Buku larisnya antara lain: Jejak Budaya Meretas Peradaban (2014), Rahasia TOP Menulis (2014), Pagi Pegawai Petang Pengarang (2015), Much. Khoiri dalam 38 Wacana (2016), kumpuis Gerbang Kata (2016), Bukan Jejak Budaya (2016), Mata Kata: Dari Literasi Diri (2017),  Write or Die: Jangan Mati sebelum Menulis Buku (2017), Virus Emcho: Berbagi Epidemi Inspirasi (2017), Writing Is Selling (2018), Praktik Literasi Guru Penulis Bojonegoro (2020), Virus Emcho: Melintas Batas Ruang Waktu (2020), dan SOS Sapa Ora Sibuk: Menulis dalam Kesibukan (2020). Sekarang dia sedang menyiapkan naskah buku tentang menulis, budaya, literasi, dan karya sastra (puisi dan cerpen). Dia cukup aktif menulis di http://muchkhoiriunesa.blogspot.com, www.kompasiana.com/much-khoiri, http://jalindo.net, http://muchkhoiri.gurusiana.id, http://sahabatpenakita.id, Instagram: www.@much.khoiri, dan http://@emcho_bookstore, Emailnya: http://muchkhoiriunesa@gmail.com, dan muchkoiri@unesa.ac.id,   HP/WA: 081331450689. Facebook: Much Khoiri-90.
Iliustrasi gambar-gambar tersebut menunjukkan bahwa semua orang dalam kesibukan masing-masing. Gambar 1 menunjukkan lima orang dengan profesi yang sama yaitu sekretaris tetapi menjalankan pekerjaan dengan kesibukan yang berbeda-beda. Kemudian di gambar yang kedua menunjukkan keramaian di jalan dengan aktivitas perjalanan dengan tujuan yang berbeda-beda. Lebih dahsyat lagi ilustrasi di gambar yang ketiga yang menunjukkan betapa setiap orang menjalani kehidupannya dengan kesibukan sendiri-sendiri. Bahkan orang yang bermain saja sibuk degan mainannya.
Manusia adalah subjek yang tanpa dibubuhi kata kerja hanyalah entitasi yang mati, tanpa makna, tanpa makna kontekstualisasinya. Tanpa diikuti kata kerja tidak akan bisa melakuka apa-apa dan tak berguna. Jadi hakikatnya, manusia itu selama masih dalam keadaan hidup akan berkegiatan dan pasti sibuk. Dengan demikian, kesibukan tak dapat dijadikan alasan untuk tidak melakukan kegiatan apapun termasuk kegiatan menulis.
Sudah menjadi hukum alam dalam kesibukan pasti ada kelonggaran, ada kesempatan, ada ruang waktu walaupun hanya sekejap saja. Ini hanya masalah keterampilan, kemahiran, kemampuan, kemauan mengelola waktu karena setiap orang mempunyai waktu yang sama dalam sehari yaitu 24 jam. Maka harus memiliki sikap yang negatif atau positif untuk mengelola setiap berjalannya waktu. Kalau memilih sikap yang negatif terhadap kesibukan berarti seseorang tidak akan melakukan kegiatan apapun dan waktu akan terus berjalan. Dengan menyiasati positif terhadap kesibukan akan memiliki kekuatan yang baik untuk diri sendiri dan pada akhirnya akan menikmati kesibukan tersebut.
Sikap positif terhadap kesibukan dengan menulis
1.       Memiliki Waktu Khusus Menulis Kegiatan menulis merupakan salah satu sikap positif terhadap kesibukan. Penulis sejati akan mencurahkan daya dan pikirannya untuk tulisan. Jika tidak sedang menulis ia akan memikirkan apa yang akan dia tulis. Juga memiliki waktu khusus yang dipilih untuk larut dalam kegiatan menulis dalam setiap harinya. Tiada hari tanpa menulis karena kegiatan menulis itu sama wajibnya degan bembaca.
2.       Peninggalan Penulis Bud Garder mengatakan “When you speak, your words echo only across the room, or down the hall. But when you word echo down the ages”. Ketika kamu berbicara, kata-katamu akan menggema melintasi ruangan atau sampai ke aula tetapi ketika kamu menulis maka kata-katamu akan menggema sampai berabad-abad. Apa yang kita angankan akan lenyap, apa yang kita katakana akan musnah, apa yang kita lakukan akan tak tersisa. Kecuali dituliskan ia akan abadi dan menyejarah. Kata Pramoedya Anantatoer : “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia aka hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”. Sejalan dengan Budi Darma : “Begitu seorang pengarang mati, tugasnya sebagai pegarang tidak dapat diambil alih orang lain. Sebaliknya, jika dekan, camat, dan mantri polisi mati, dalam waktu singkat akan ada orang yang dapat dan mampu menggantikannya.”
3.       Guru untuk Diri Sendiri Tidak sedikit orang yang pandai menjadi guru atau menggurui orang lain, tetapi mendidik diri sendiri untuk menulis itu harus dilakukan. Mendidik diri menulis bukan haya membuat diri kompeten di bidang menulis, melainkan juga berani menegakkan prinsip reward and punishment. Kalau tidak disiplin menjalankan komitmen harus memberi hukuman pada diri sediri misalnya melipat gandakan membaca atau meunlis di hari berikutnya. Tetapi harus memeri hadiah kepada diri sediri pula ketika berhasil meningkatkan membaca atau menulis misalnya piknik, membeli buku, membeli laptop.
4.       Menulis adalah Berkomunikasi Menulis bukan hanya berekspresi tetapi merupakan bentuk komnikasi. Kalau berkespresi itu sesuka penulis tetapi bila berkomunikasi berarti melibatkan orang lain yang diajak berkomnikasi. Plato mengatakan : “Wise men speak because they have something to say; Fools because they have to say something.” Orang bijak itu berbicara karena punya sesuatu yang ingin disampaikan terhadap orang lain sedangkan orang bodoh berbicara karena harus mengatakan sesuatu (yang penting ngomong).
Penulis bisa berkomunikasi melalui tulisannya:
·         Mengomunikasikan mengenai gagasannya, pemikirannya;
·         Seakan dalam forum yang sama dan saling berhadapan jadi ada titik pandang saya, saudara, Anda, pembaca sekalian;
·         Materi tulisan selaras dengan pembacanya, jadi harus menulis yang dibutuhkan oleh pembaca
·         Pengorganisasian tulisan harus bagus sehingga bisa diikuti oleh pembaca, keterkaitan kata, kalimat, paragraf, harus selaras, enak diikuti supaya pembaca tertarik megikuti sampai akhir.
·         Bahasa harus komunikatif sesaui dengan genre tulisan, tulisan ilmiah harus dengan bahasa ilmiah, tulisan untuk umum harus bahasa semi ilmiah (populer) harus bisa menyapa masyarakat luas.
5.       Strategi Menulis
Beliau memberikan 17 strategi jitu dalam menyiasati kesibukan yang perlu diterapkan agar tetap eksis dan produktif. Ketujuh belas strategi tersebut adalah :
v   (1) Tetapkan niat menulis
Niat dan keyakinan menjadi daya dorong ketika belum bangkit dan akan menjadi bangkit ketika ada godaan. Ketika malas akan terdorong untuk menulis, ketika ada godaan misalnya ingin ngobrol, ingin nonton film, maka daya tahanlah yang akan membantu untuk menguatkannya. Misal ketika sedang menulis artikel ditengah jalan ada godaan untuk megerjakan sesuatu yang tak berguna. Niat ada 2 macam yaitu : pertama niat secara umum/abstak/filosoif menulis itu untuk mencerdaskan bangsa, untuk beramal; sulit diraba, tak ada tolok ukur. Kedua pragmatis menulis agar dapat uang, terkenal, supaya naik pangkat harus dimunculkan agar menjadi penyemangat.
v  (2) Rajinlah membaca
Ada ungkapan “orang yang rajin membaca itu bagaikan sedang melihat masa lalu dan yang akan datang, hadir di setiap sejarah dan disetiap imajinasi orang-orang hebat. Susan Sontag mengatakan : “Reading usually precedes writing. And the impulse to write is almost always fired by reading. Reading, the love of reading, is what makes you deram of becoming a writer”. Membaca itu biasanya mendahului menulis dan pemicu untuk menulis itu selalu digedor oleh membaca, membaca (cinta membaca) apa yang membuat Anda bermimpi menjadi seorang penulis.
Natalie Godberg “If you read good books when you write good books will come aura of you”, ketika Anda membaca buku-buku yang bagus maka suatu saat ketika Anda menulis maka buku-buku yang bagus itu keluar dari Anda.  Artiya kalau membaca buku-buku bagus kutipan-kutipan, pendapat-pendapat, asumsi-asumsi sangat mungkin keluar menginspirasi, memperkaya analisis, bisa membuat tulisan lebih bagus.
v  (3) Gunakan alat perekam gagasan
Kalau bepergian kemana-mana harus membawa alat perekam seperti, kamera, buku kecil, sekarang dengan HP, untuk merekam segala yang dilihat, didengar, dirasa, dan lain-lain selama dalam perjalanan. Setiap yang menarik difoto, direkam, ditulis karena itu merupakan sumber inspirasi yang bisa diabadikan dengan tulisan atau bisa memperkaya tulisan. Penulis harus suka membuka pikiran pada segala masukan “the human mind is like umbrella it function best when open” kata Marks Groves, pikiran manusia itu seperti payung, ia berfungsi paling bagus ketika terbuka.
Linus Pauling mengatakan : “The best way to have good idea is to have lots of ideas”, cara terbaik untuk memiliki sebuah ide yang bagus adalah memiliki banyak ide. Jadi harus memiliki banyak ide agar bisa memilih ide yang terbagus.
v  (4) Kobarkan inspirasi
Inspirasi adalah ilham, sesuatu yang akan memunculkan ide yang terbagus. Inspirasi itu dapat tumbuh dan berkembang kalau ada pemicunya. Apabila kaya pengetahuan akan mudah timbul  berbagai isnpirasi dalam berbagai bentuk. Inpsirasi sama dengan pengetahuan awal atau bekal pengetahuan yang dimiliki seseorang  ditambah dengan sebuah trik. Misal kalau tahu tentang dunia valas apabila membaca berita yang berkaitan degan valas maka ada kemungkinan menulis dengan topik yang berkaitan degan valas tersebut. “If you wait for inspiration you are not writer but a waiter”. Sebenarnya inspirasi bisa dikontruksi, diciptakan, atau dikondisikan dengan banyak membaca. Jangan menunggu inspirasi. Kalau Anda hanya menunggu inspirasi maka Anda bukan seorang penulis tetapi seorang penuggu.
v  (5) Tentukan waktu utama
Semua orang memiliki waktu dan kesempatan yang sama. Setiap orang memiliki waktu 24 jam dalam sehari sehingga mempunyai kesempatan yang sama pada setiap peluang. Setiap orang juga memiliki kesibukan sediri-sendiri. Tetapi ada yang membedakan peggunaan waktu dan kesempatan dalam menyikapi peluang yag datang pada dirinya. Yang membedakan adalah bisa meluangkan waktu. Untuk menjadi seorang penulis harus:
1)      Waktu utama menulis jangan berbenturan dengan jam kerja;
2)      H arus nyaman dengan pilihan waktu tersebut;
3)      Pegang komitmen tentang waktu tersebut agar fisiolofis itu terbangun menjadi kebiasaan.
v  (6) Bagi pemula, menulis bebas
Menulis spontan secara bebas untuk melatih orang menuangkan gagasan, pengalaman, perasaan dengan lancar. Jadi seperti orang curhat dengan menggunakan bahasa tutur. Menulis bebas ini sebenarnya sedang mengoptimalkan kerja otak kanan dan meminimalkan kerja otak kiri. Otak kanan ini spontanitas, penuh kebebasan, tanpa aturan. Sebaliknya otak kiri menuntut kerja teratur, runut, sistematis, dan penuh dengan pertimbangan. Dengan menulis bebas melatih penulis untuk meghindari dari ketakutan-ketakutan akan kesalahan dalam menulis. Tidak akan takut kesalahan dalam menulis misalnya kosa kata yang tidak sesuai, tanda baca yang tidak benar, hubungan antar kalimat dan antar paragraf yang kurang bagus. Perasaan itu lebih dekat otak kanan, dengan menulis bebas progresnya akan kelihatan dan pada saatnya nanti akan kelihatan menarik hasilnya.
v  (7) Menulis di dalam hati
Setiap orang bisa menulis dalam hati, dalam pikiran. Ini bisa terjadi saat berangkat kerja, saat pulang kerja, mengunggu, ini merancang apa saja yang akan ditulis. Ungkapan Mark Earnest “All good ideas arrive by change”, semua ide-ide yang sangat bagus itu datang secara spontan/kebetulan. Jangan lewatkan ide-ide bagus langsung diproses dalam pikiran. Kalau perlu catat sebentar untuk kemudia dikembangkan di waktu menulis yang sesungghnya.
v  (8) Menulis di waktu utama
Sesuai dengan sikap positif terhadap menulis maka harus menentukan waktu menulis yang utama yang digunakan untuk menulis dan megembangkan ide-ide yang tercatat dalam pikiran ketika sedang menulis dalam hati atau dalam pikiran. Waktu menulis utama ini harus digunakan seoptimal mungkin dengan menulis suatu topik sampai selesai.
v  (9) Memanfaatkan waktu luang
Ketika tulisan yang panjang atau perlu membutuhkan pemikiran yang lebih berat dan banyak dan belum selesai dikerjakan di waktu utama maka dapat menggunakan waktu luang untuk menyelesaikannya. Komitmen menggunakan waktu utama tetap harus dijalankan dengan disiplin. Jadi bisa dikatakan waktu luang ini merupakan waktu cadangan. Namun bukan berarti waktu luang ini selalu digunakan untuk menyelesaikan tulisan yang tidak selesai di waktu utama tetapi waktu luang ini digunakan juga untuk meningkatkan kuantitas tulisan dan kalau dijalankan akan mendapat reward seperti tersebut dalam pembahasan terdahulu.
v  (10) Menulis yang dialami
Yaitu menulis tentang yang dikerjakan misal perjalanan, kemah, sebagai bahan tulisan. Tulisan ini bisa merupakan catatan perjalanan selama bepergian, selama menjalani kegiatan yang dilakukan. Tulisan ini akan menrik apabila dikemas dengan apik. Menulis ini termasuk genre traveling yang menjadi tulisan tervaforit kedua setelah novel (Faisal Amir dalam kuliah 30 April 2020).
v  (11) Menulis yang dirasakan
Asama Nadia penulis yang memanfaatkan kekuatan perasaannya. Salah satu karyanya “Emak Ingin Naik Haji” yang menggunakan kekuatan perasaannya karena dari pengalamannya yang kena musibah sakit dan dieksplor dalam karyanya tersebut.
v  (12) Menulis selaras dengan minat/pekerjaan
Semua yang berkait dengan pekerjaan dapat ditulis, misal praktik terbaik mengajar/ medidik yang dapat dijadikan buku.
v  (13) Menulis dengan riang
Menulis harus dengan persaan yang bahagia gembira, senang Albert Einstein “Karya kreatif terbaik tidak pernah terselesaikan ketika seseorang tidak bahagia”. Jadi ketika bahagialah seseorang dapat meyelesaikan tulisan dengan baik.
v  (14) Menulis yang banyak
Selesaikan dengan baik tulisan sebanyak 1, 2, atau 3 topik dalam sehari. Dengan menulis yang banyak sejatinya belajar menulis yang bagus, quantity produces quality kuantitas itu bisa menghasilkan kualitas. Menulis dengan jumlah banyak, kita tidak tahu tulisan mana  yang merupakan tulisan berkualitas.
v  (15) Read bester and write faster
Bagi penulis yang sudah mahir  dalam era informasi sekarang dapat menerapkan “read bester and write faster”. Penulis harus lebih pinter, lebih bagus membaca dan menulis lebih cepat dari biasanya. Kalau biasanya menulis sehari 1 artikel dalam tiga jam, sekarang harus kurag dari waktu tersebut. Artinya produktifitasnya meningkat baik membaca maupun menulisnya.
v  (16) Membuat motto yang dahsyat
Buatlah motto yang dahsyat yang bisa mneyemangati diri sendiri. Misalnya “write every day”, menulis setiap hari atau “write or die”, menulis atau mati.
v  (17) Menulis dengan doa
v  Sebagai umat yang beragama tidaklah pernah melupakan Sang Pencipta, mulailah menulis dengan berdoa terlebih dahulu agar kalau hasilnya baik, bagus, bermanfaat bagi orang lain dan mendapat pujian tidak akan menjadikan dirinya sombong.
PERTANYAAN
1.     Ketika sedang sibuk, harus menyiapkan rekaman, atau aplikasi notepad di HP untuk mencatat poin-poin. Sesudah ada waktu longgar menuangkan yang sudah dicatat tersebut. Kemudian di waktu utama dikembangkan menjadi tulisan yang sudah selesai. Kalau ada ide dalam suatu kesibukan catat poin, kemudian tuangkan di kertas ketika sudah ada waktu longgar.
2.   Waktu yang diperlukan bagi penulis pemula untuk bisa terampil menulis bergantung niat dan intensitas berlatihnya. Komitmen tiap hari harus menulis satu atau dua tulisan akan cepat bisa terampil. Kalau kalah dengan kesibukannya sendiri akan lebih lambat.
3.   Menulis dalam hati itu sebenarnya seakan menulis di kertas tetapi di hati/pikiran. Misal di perjalanan sesampai tempat tujuan harus dipindahkan ke kertas setidaknya dalam konsep. Ada aplikasi write plus yaitu merekam jadi tulisan bisa digunakan sebagai sarana walaupun agak tidak nyaman tulisannya.
4.  Mengelola waktu dalam kesibukan dengan mendasari diri bahwa membaca itu wajib dan menyebabkn menulis menjadi wajib beliau dengan motto “jangan mati sebelum menulis buku”. Ada saatya bersama siswa, keluarga, tetangga, dan saat menulis. Menulis diberikan waktu yang khusus atau waktu utama yang menjadi waktu wajib menulis setara wajibnya dengan waktu ibadah. Kalau suatu hari tidak bisa meyelesaikan sebuah tulisan berarti punya hutang dan harus dibayar keesokan harinya. Sedangkan kalau berhalangan di waktu utama atau terasa sangat tidak memungkinkan menulis maka menulis sesuatu yang pendek puisi misalnya. Puisi itu adalah salah satu genre karya tulis. Selain puisi masih banyak jenis tulisan lain yang dapat dijadikan pilihan. Karena menulis itu pada dasarnya menuangkan pikiran, perasaan dalam tulisan.
Seseorang yang semakin banyak kegiatan harus semakin  pintar mengelola waktu. Setiap orang berbeda kesibukan dan kemampuan mengelola waktunya. Yang penting punya jadwal yang jelas. Tips mengelola waktu seseorang tidak bisa dibagikan kepada orang lain karena kemampuan, ketangguhan yang berbeda. Bila overload harus ada yang di hilangkan.
5.    Sering muncul gagasan baru ketika sedang menulis, maka harus konsisten, harus sudah punya rancangan terhadap tulisan yang sedang ditulis. Kalau ada ide baru catat di tempat lain mungkin akan menjadi tulisan atau buku yang berbeda.
6.   Hakikatnya menulis itu berpikir di atas kertas (media), memvisualisasikan pikiran di atas kertas atau media lain. Proses menulis antara lain dari bahasa lisan. Cerpen/novel itu sebagian juga fakta, misal Jakarta itu ada di Papua itu tak betul. Tulisan itu pantas tidak pantas tidak perlu diperhatikan, tidak perlu memikirkan hinaan orang lain karena menulis itu sedang berproses.
Menulis itu sebuah keterampilan jadi harus lewat latihan, writing skill, akan menjadi mahir kalau dilatih dan dipraktikan. Tulisan itu alat komunikasi penulis dengan pembaca. Pembaca harus merasa nyaman membaca sehingga bahasa harus enak dibaca. Bahasanya harus bisa dipahami banyak orang sebagai pembacanya. Misalnya bahasa  ilmiah itu dipakai pada artikel ilmiah, sedangkan artikel poluler dengan bahasa baku tetapi menggunakan diksi yang lebih cair. Itu harus dipelajari dan dipraktikan. Selain itu hubungan kalimat dalam paragraf dan hubungan antar paragraf juga harus diperhatikan agar tidak menimbulkan salah penafsiran. Pemilihan kalimat bisa kalimat panjang atau pendek. Semua itu gaya itu masing-masing, ciri khas lisensia poetika hak cipta style menulis seseorang.
7.     Menulis biografi orang itu beralih menjadi sudut pandang orang ke-3. Menulis biografi harus  berdasarkan data yang baik dengan informasi melalui wawancara, catatan harian, foto-foto , bertanya kepada keluarga, teman. Menulis biografi itu dengan gaya santai tetapi tidak asal-asalan. Berbeda lagi dengan oto biografi lebih lancar karena menceritakan diri sendiri.
8.   Dari 17 ambil yang relevan dengan diri sendiri, misal read bester and write faster tak cocok bagi penulis pemula. Bagi pemula cukup  free writing saja. Penulis pemula itu menulis artikel pendek 3 atau 4 halaman. Bisa tentang kuliner, kehidupan sekolah unggul, KBM di masa pandemi. Mulai dengan yang sederhana, dari artikel dikumpulkan bisa jadi buku. Kumpulkan di blog atau FB supaya dibaca orang dan ada masukan.
Dalam sebuah perjalanan dapat dijadikan tulisan atau buku kalau yang melakukan perjalanana dapat menangkap kesensitifan gejala-gejala sehingga menjadikan sebuah ide, misal kuliner, tempat duduk, atau lainnya dengan membedakan antar satu degan lainnya. Misalnya lagi di Yogya ditemukan pesta pengantin atau prosesi lamaran pengantin bisa di bandingkan dengan tempat atau budaya lain yang disinggahi dalam perjalannya.
9.     Banyak pilihan genre tulisan sesuai dengan passion-nya:
1)      Puisi salah satu karya sastra ada banyak jenis puisi, itu merupakan kegiatan menulis
2)      Prosa cerpen, novel, novelet, dan prosa kreatif
3)      Drama/lakon bisa saja skrip sinetron
4)      Jurnalistik membuat reportase, feature,
5)      Buku biografi, ensiklopedia

No comments:

Post a Comment

TERIMA KASIH