Menulis
memerlukan kemampuan dan keterampilan tersendiri. Dengan latihan terus menerus
dan negevaluasi tulisan- tulisan maka tulisan akan semakin membaik. Untuk dapat
menulis yang baik pertama harus
mengalahkan diri sendiri yaitu mengatasi kemalasan, kedua mengatasi ketidak percayaan karena tulisannya tidak bagus, tidak
berbobot, tidak memiliki makna. Ketiga
menyiapkan waktu untuk menulis, keempat
memanfaatkan ide yang ada yang munculnya tidak menentu baik tempat maupun
waktu. Pada waktu ada ide tulis secara cepat saja, tangkap tulis di draf di HP,
di kertas, tentang poin-poin untuk tulisan tersebut.
Menulis
itu dimulai dari sebuah ide. Kalau tidak ada ide, tulisan itu tidak memiliki konten yang
jelas. Ide, gagasan utama, atau pikiran yang akan dituangkan itu yang menjadi
alas an mengapa kita menulis dan berani menulis. Memulai itu yang terbaik jangan
menunggu sempurna, karena tulisan yang baik adalah tulisan yang selesai. Karya
yang terbaik adalah karya yang selesai.

Setelah jadi tulisan menjadi seperti ini.
§§§
Mengambil Hikmah dibalik Pandemi Covid-19
Adanya sebuah keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini
adalah karena Allah swt akan memberikan hikmah di dalamnya. Allah telah
berfirman dalam kitab suci yang artinya : Tidak ada sesuatu yang sia-sia dari
penciptaan Allah (QS 3: 191). Allah berkehendak atas segala sesuatu yang
terjadi di bumi ataupun di langit, karena Dia adalah Maha berkehendak (QS
85:16). Peristiwa terjadinya Corona Virus
di daerah Wuhan China di penghujung tahun 2019 dan akhirnya melebar hampir
menyentuh seluruh negara di dunia sehingga menjad wabah pandemik yang dikenal
dengan Pandemik Covid-19.
Wabah virus Corona telah
merubah dunia secara mendadak, suasana keramaian yang semula terjadi di seluruh
belahan dunia menjadi kesunyian yang merata, aktivitas sekolah dan perkantoran
di rubah menjadi bekerja dan belajar di rumah, perusahaan dan industri terpaksa
berhenti sesaat, dan beberapa berdampak lahirnya pemutusan hubungan kerja
(PHK), pertumbuhan ekonomi melambat dan berimbas kepada menurunnya kemampuan
ekonomi masyarakat khususnya masyarakat kalangan bawah. Bahkan aktivitas
keagamaan yang sakral pun yang semula dilakukan di tempat ibadah dilaksanakan
di rumah. Bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan belajar di rumah (work from home and home learning).
Kebijakan social distancing
dan physical distancing yang
diterapkan dengan adanya karantina wilayah atau pembatasan sosial berskala
besar (PSBB) dalam rangka mencegah penularan telah diterapkan di berbagai
daerah. Karena pola penyebaran virus ini sulit dideteksi sehingga menghindari
kontak langsung dengan orang lain pada saat sekarang sangat disarankan. Semua
orang mempunyai potensi untuk menularkan virus ini, karena penyakit ini kadang
ditularkan oleh Orang Tanpa Gejala (OTG) yang telah berinteraksi dengan orang
yang terpapar virus. Penyakit ini memang tidak memandang strata sosial, pejabat
tinggi atau rakyat biasa, ras, negara, bahkan agama, semua memiliki potensi
yang sama terpapar. Negara-negara maju dan terkenal bersih di Eropa dan
Amerika-pun tidak luput dari virus ini. Bahkan menurut data Worldometer per 24 April 2020 pukul
00:31 GMT, Amerika menjadi episentrum
wabah ini karena korban yang sangat banyak dan jumlah positif mencapai 879.598
kasus, meninggal 49.812 dan sembuh 85.679 orang.(https://www.worldometers.info/coronavirus/country/us/).
Kebijakan-kebijakan strategis telah diambil oleh pemerintah
negara-negara di dunia, tidak terkecuali Indonesia untuk dapat menekan
penyebaran virus corona dan mengatasi dampak-dampak yang timbul dari akibat
virus. Beberapa langkah tersebut antara lain menerapkan PSBB, menetapkan Work From Home, belajar di rumah (home learning), menyiapkan Rumah Sakit
Darurat, Pembatasan angkutan umum, keharusan menggunakan masker, memberikan
bantuan sosial kepada warga terdampak, dan yang terakhir adalah pelarangan
mudik menjelang lebaran yang merupakan tradisi turun-temurun di Indonesia.
Hal-hal di atas merupakan dampak-dampak yang muncul karena adanya wabah
virus Corona ini. Namun dibalik itu
semua ternyata ada dampak-dampak positif yang ditimbulkan oleh adanya virus corona ini bagi manusia, bumi dan alam
semesta. Beberapa dampak positif atau hikmah yang muncul antara lain:
- Lahirnya kembali kesadaran akan pentingnya peran
pendidikan di keluarga, bahwa peran orangtua dalam mendidik anak, adalah
kewajiban yang utama dan pertama.
- Kedekatan dan keakraban keluarga semakin erat,
dalam kondisi biasa, anak-anak kurang mendapat perhatian orangtua karena
kesibukan orangtua di luar rumah untuk mencari penghasilan/ berusaha. Namun
dengan work from home, orang tua
dapat menemani anak-anak dan bersama di rumah dalam waktu yang cukup lama.
- Kesadaran kebersihan masyarakat semakin membaik
dengan lahirnya kesadaran mencuci tangan dan menerapkan pola hidup bersih,
bijak pada saat batuk dan bersin serta adanya kerja bakti membersihkan rumah
dan lingkungan serta penyemprotan disinfektan di lingkungan.
- Adanya kesadaran dari masyarakat bahwa mendidik
anak ternyata berat, banyak orangtua selama home
learning merasa kesulitan mendampingi anak-anaknya belajar di rumah. Mereka
ingin segera kondisi normal sehingga anak-anak bisa kembali ke sekolah dan
belajar di sekolah. Demikian pula dengan anak-anak yang merasa belajar di
sekolah lebih menyenangkan, karena bisa bertemu dengan kawan-kawan, guru dan
lingkungan yang lebih luas.
- Guru-guru menjadi akrab dengan teknologi untuk
pembelajaran, yang semula belum terbiasa menggunakan berbagai aplikasi dan
beberapa tools untuk e-learning atau menggunakan gawai untuk
pembelajaran maka sekarang hampir semua guru menjadi akrab menggunakan
perangkat tersebut, ada yang menggunakan aplikasi dari google, ada zoom cloud
meeting, web sekolah, whats app group, email dan lain-lain. Tuntutan pelayanan dalam Pembelajaran Jarak
Jauh (PJJ) selama Belajar dari Rumah (BDR) maka guru mau tidak mau harus
menggunakan TIK dalam pembelajaran.
- Polusi udara di kota-kota besar dunia menurun
dan udara lebih sehat dan bersih. Beberapa negara di dunia dilaporkan bahwa
kualitas udara dengan kebijakan work from
home yang membatasi aktivitas manusia. Menurut data Satelit Copernicus Sentinel-5P baru-baru ini memetakan polusi udara
di Selruh Eropa serta China mengungkapkan adanya penurunan yang signifikan
dalam konsentrasi nitrogen. (liputan6.com).
- Bumi semakin menjadi lebih baik karena getaran
bumi semakin berkurang. Dikutip detikINET dari CBS, periset yang memantau
pergerakan Bumi menyebut bahwa disetopnya sistem transportasi, bisnis dan
kegiatan manusia lain berkolerasi dengan getaran Bumi lebih rendah dari
biasanya.
- Menurunnya emisi gas rumah kaca dan perbaikan
lapisan Ozon. Sebagaimana dilansir dari Tehran
Times, sejak awal 2020, banyak orang mengalami hal tak terduga. Untuk
pertama kalinya secara berturut-turut, emisi gas rumah kaca, konsumsi bahan
bakar fosil, lalu lintas udara, darat dan laut secara drastis telah menurun.
Keadaan tersebut membuat emisi gas rumah kaca pada Maret 2020 menjadi sama
kondisinya dengan 1990-an, yaitu 30 tahun yang lalu. Menurut Darvish,
menurunnya pergerakan manusia di alam dan lingkungan luar ruangan secara
signifikan mulai mengurangi jumlah polusi suara dan gempa bumi. ( https://www.kompas.com/global/read/2020/04/22/064100670/bumi-rayakan-kondisi-terbaiknya-di-tengah-wabah-virus-corona?page=all.)
- Satu hal yang baik dari adanya musibah corona adalah, munculnya solidaritas
sosial yang tumbuh di kalangan masyarakat. Kesadaran berbagi kepada yang
membutuhkan muncul di berbagai komunitas dan masyarakat. Ada pesan yang menarik
dari peristiwa ini, walaupun fisik berjauhan namun hati dan perhatian selalu
dekat.
- Kesadaran membantu para petugas kesehatan yang
dilakukan oleh beberapa kalangan masyarakat karena adanya kesadaran bahwa para
petugas kesehatan adalah garda penting dalam mengatasi dan menyembuhkan wabah covid-19. Bantuan berupa Alat Pelindung
Diri (APD) yang semakin mahal harganya karena terbatasnya persediaan, bantuan
masker serta hand sanitizer sampai
kepada bantuan baerupa makanan dan minuman serta buah-buahan untuk mendukung
stamina para petugas kesehatan. Kondisi ini baru terjadi saat adanya wabah virus corona ini, dan sebelumnya
masyarakat sangat jarang membantu petugas kesehatan dalam kondisi normal.
Demikianlah
beberapa hikmah yang dapat diambil dengan adanya wabah virus corona. Banyak kejadian yang menyedihkan namun tidak sedikit
juga yang memberikan kabar kegembiraan dan kebaikan bagi kehidupan manusia pada
masa mendatang. Yang utama bagi kita semua sekarang adalah, tetap berpikir
positif, menjaga kesehatan, menggunakan masker jika keluar, jaga jarak dan
lebih baik di rumah (stay at home and
keep health), serta peduli dengan masyarakat yang membutuhkan.
Memasuki
Ramadhan 1441 H marilah kita perbanyak berdoa kepada Allah swt agar musibah covid-19 ini dapat segera berlalu dari
bumi tercinta, dan kehidupan dapat normal kembali dengan suasana yang lebih
sehat, lebih peduli dan lebih bahagia. Pasti ada rencana Allah yang indah untuk
kehidupan manusia yang akan datang. Inna
maal usri yusro, wa inna maal usri yusro. Bersama kesulitan ada kemudahan
dan bersama kesulitan ada kemudahan.
§§§
Tulisan yang telah kita buat maka bisa di bagikan
ke publik bisa melalui blog kita atau
melalui media sosial yang lain seperti fb atau media cetak atau online. Tulisan yang sudah jadi beliau
coba kirim ke media online dan
alhamdulillah bisa diterima oleh redaksi. Saya mencoba kirim ke beberapa media online dan ternyata diterima juga.
Tulisan yang di upload
di blog sendiri juga bisa menjadi
media informasi kita.Contoh tulisan yg
ditulis di blog pribadi dan
bisa di share juga ke medsos kita
seperti facebook atau wag
§§§
PESANTREN BAITI JANNATI
Oleh: Uswadin
Ada
yang menarik di awal-awal tahun 2020, tahun yang memiliki angka kembar yaitu
duapuluh duapuluh. Peristiwa pulangnya santri dari berbagai pondok pesantren ke
rumah masing-masing, bukan karena akhiru
sannah atau akhir tahun, bukan pula karena libur tengah semester.
Pesantren yang memulangkan santrinya pun bukan hanya satu atau dua pesantren
saja, namun semuanya mulai pesantren yang dikenal di seluruh negeri maupun
pesantren biasa.
Pesantren
Tebu Ireng, Pesantren Gontor, Pesantren Assalam, Pesantren Daurut Tauhid,
Pesantren Darunnajah, Pesantren Darul Quran dan deretan nama pesantren lainnya
hampir semuanya memulangkan santrinya ke rumah masing-masing. Pemulangan santri
ini dikarenakan adanya wabah virus corona
(covid-19) yang mewabah di seluruh
penjuru dunia, tidak terkecuali Indonesia. Pesantren mengambil kebijakan untuk
mencegah terjadinya penularan dan pencegahan wabah ini maka semua santri
dipulangkan. Hal ini seperti dilakukan sekolah-sekolah yang telah melakukan
kegiatan belajar dari rumah atau home learning dengan model
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Aktifitas
pondok pesantren yang biasanya ramai, sontak menjadi sepi. Kegiatan pengajian
yang biasanya dihadiri oleh para santri dan warga sekitar menjadi sepi,
kegiatan-kegiatan olah raga di lapangan sekitar pesantren pun tidak ada,
aktivitas pondok dengan hiruk pikuknya santri yang berlalu lalang dan membaca
kitab di sudut-sudut pondok juga lenyap, bahkan qiyamullail yang rutin dilaksanakan bersama-sama dengan ratusan
santri menjadi hening seketika. Pondok pesantren sekarang ditinggali oleh
beberapa pengurus yang menjaga dan mengisi kajian-kajian yang dilakukan secara
daring atau online melalui sarana-sarana yang dimiliki dan dikuasai
pesantren seperti media televise,
radio, streaming youtube, facebook, atau menggunakan zoom dan google meet yang sekarang sedang marak digunakan oleh
orang-orang.
Pulangnya
santri dari pondok pesantren kemungkinan akan berlangsung seiring
dengan merebaknya wabah pandemi corona ini. Kita semua berharap wabah ini tidak
berlangsung lama dan bisa segera hilang dari bumi tercinta ini, khususnya
Indonesia. Dengan adanya para santri kembali ke rumah maka sekarang muncul
adanya pesantren baru, yaitu Pesantren Baiti
Jannati.
Pesantren
Baiti Jannati adalah pesantren yang muncul di masa pandemic Covid-19 ini, rumah-rumah yang sangat jarang dijadikan
tempat tarawih pada saat Ramadhan serentak diisi dengan kegiatan taraweh, hal
ini dikarenakan adanya larangan shalat berjamaah di masjid dan mushola. Suasana
shalat wajib menjadi tidak biasa, hampir selama lima waktu dilakukan oleh
orang-orang di rumah dengan berjamaah. Apalagi rumah yang kedatangan santri
dari berbagai macam pondok, maka suasananya akan lebih berbeda lagi. Kegiatan
tadarus dan menghafal quran serta mengkaji kitab-kitab kuning atau kitab kajian
lainnya dilakukan di sudut-sudut rumah atau kamar-kamar santri/ siswa.
Ayah
yang menjadi kepala keluarga sekarang merangkap menjadi Kyai dan Imam di
pesantren Baiti Jannati, demikian
pula dengan Ibu yang sekarang menjadi Nyai di Pesantren yang sama. Pesantren Baiti Jannati akan lebih semarak apabila
dilakukan tadarus bersama antara anggota keluarga, ceramah singkat dan
bersama-sama untuk berlomba dalam kebaikan apalagi di bulan yang penuh berkah
dan ampunan, yaitu Ramadhan 1441 hijriah ini.
Semoga
Pesantren Baiti Jannati dapat
dilakukan oleh semua keluarga walaupun dengan situasi dan kondisi yang berbeda.
Mungkin ada yang tidak maksimal karena kendala-kendala yang ada di
masing-masing rumah tangga/ keluarga. Ayah tidak selalu harus menjadi imam,
anak-anak laki-laki yang sudah dewasa atau baligh pun sudah bisa bergantian menjadi imam. Jika kita
memanfaatkan keterbatasan-keterbatasan yang ada maka kendala apapun bisa
diatasi. Tetap semangat dan tetap stay at home, semoga Covid-19 cepat berlalu dan
pesantren-pesantren akan kembali hidup dan berjalan normal kembali.
Kalau
kita terbiasa menulis maka insya allah kita pun sebagai guru bisa tingkatkan
menjadi sebuah buku. Bisa dari buku pelajaran yang kita ampu. Karena kita
sering menyampaikan hal-hal tersebut setiap hari jadi akan mudah dituliskan
dalam buku. Dengan menulis kadang-kadang ide-ide baru muncul dan tidak hanya tulisan
kita pun juga bisa menulis syair lagu yang bisa menjadi sebuah lagu jika
dinyanyikan.
No comments:
Post a Comment
TERIMA KASIH