MENDESAIN
PEMBELAJARAN JARAK JAUH YANG EFEKTIF
Oleh
INDRA CHARISMADJI
Pilar pendidikan menurut UNESCO : a.
Learning to know ( belajar untuk
mengetahui) b. Learning to do
(belajar untuk melakukan sesuatu) c.
Learning to be ( belajar untuk menjadi sesuatu) d. Learning to life together (belajar untuk
hidup bersama).
Mainset guru dalam pembelajaran harus diubah.
Pendidikan harus kembali mengajarkan cara belajar (Learning How to Learn), bukan belajar tentang sesuatu (Learning What to Learn). Semua ini
tercermin dari isi pembelajaran daring seminggu ini, guru masih berkutat konten
atau materi yang dibuat untuk memberi tahu peserta didik dari pada membiarkan mereka untuk mencari tahu sendiri,
belajar untuk hidup bersama dengan pendekatan yang berbeda dengan masa pra
internet. Guru bukan satu-satunya sumber belajar. Pendidik cukup memfasilitasi
sumber belajar yang dapat dipercaya bukan hoax.
Secara
proses, model pembelajaran sudah diatur dalam Permendikbud No. 22 tahun 2016
tentang Standar Proses dengan prinsip sebagai berikut :
1. Dari peserta didik diberi tahu
menuju peserta didik mencari tahu;
2. Dari guru satu-satunya sumber
belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar;
3. Dari pendekatan tekstual.menjadi
proses sebagai penguatan penggunaan metode ilmiah;
4. Dari pembelajaran berbasis konten
menuju pembelajaran berbasis kompetensi;
5. Dari pembelajaran parsial menuju
pembelahan terpadu;
6. Dari pembelajaran yang menekankan
jawaban tunggal pembelajaran dengan jawaban sebenarnya yang multi dimensi;
7. Dari pembelajaran berbasis media
menuju pembelajaran aplikatif;
8. Peningkatan dan keseimbangan antara
ketrampilan fisikal (hardskills)
dan ketrampilan mental ( sofskills);
9. Pembelajan yang mengutamakan
pembudayaan dan pembelajaran sepanjang hayat;
10. Pembelajaran yang menerapkan
nilai-nilai dengan.mberi keteladanan (Ing
ngarso sunga tulodo), membangun kemauan
(Ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam
proses pembelahan (Tut wuri handayani);
11. Pembelajaran yang berlangsung
di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;
12. Pembelajaran yang menerapkan prinsip
bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja
adalah kelas;
13. Pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas belajar;
14. Pengakuan atas perbedaan individual
dan latar belakang budaya peserta didik.
Apa fungsi guru di abad 21?
Yaitu
kolaborasi guru dan murid tidak tergantikan dengan memperhatikan
infrastruktur, infostruktur, dan infokultur sekolah. Sehingga
paradigmanya:
1. Guru bukan memberi tahu tetapi
mendorong siswa mencari tahu sesuatu dan kreatif;
2. Guru bukan satu-satunya sumber
belajar tapi banyak berbagai sumber belajar lewat internet;
3. Pembelajaran konten bisa berubah,
tapi kompetensi harus banyak baik daring maupun luring desain pembelajarannya
ada 14 point' dalam standar proses.
Revolusi Industri 4,0 semakin banyak
pekerja yang digantikan mesin. Siapkan anak SD sejak dini untuk mencipta (C6)
·
Tagihan
online pada proses bisa mengikuti
materi;
· Di
SD ada menteri benda gas, padat, cair, anak-anak disuruh membuat proyek di yutube dengan menjelaskan intinya anak
jangan disuapi tapi mencari sendiri;
·
Manyiapkan
Infrastruktur Menggunakan akun sekolah domain sch
Di era Sekarang ini fungsi guru
tidak berubah sebagai Leader contoh
di depan (Ing ngarso sung tulodo)
anak belajar, guru harus belajar tentang teknologi. Guru memotivasi siswa
dengan semangat belajar masa kini dengan daring dan luring (Tut wuri handayani). Tugas-tugas anak
membuat foto folio, aplikasi, animasi membuat flog dengan memasukkan ke yutube
dan membuat blog.
Apapun
bentuk pembelajaran yang kita lakukan harus berdasarkan 4 pilar UMESCO. Bukan
apa yang dipelajari tetapi bagaimana belajar mendesain pembelajaran. Bukan pembelajaran
online saja, sumber belajar luas manfaatkan teknologi yang ada.
No comments:
Post a Comment
TERIMA KASIH