Menulis naskah buku pada akhirnya akan berakhir pada publikasi. Di zaman sekarang ada pilihan publikasi lain selain dalam bentuk fisik buku atau buku cetak yaitu buku elekronik. Kedua jenis publikasi memiliki penggemarnya sendiri. Banyak pembaca yang lebih senang dengan buku cetak tetapi tidak sedikit pula pembaca yang senang dengan buku elektronik. Kedua jenis ini juga memiliki kelemahan dan keunggulan.
Bersama Cak Inin akan mengupas
publikasi dalam bentuk fisik buku yang dikeluarkan oleh penerbit. Penerbit yang
dimaksud juga memiliki 2 jenis yaitu penerbit mayor dan satunya lagi penerbit
indie. Disebut penerbit mayor karena dimiliki oleh perusahaan percetakan yang
besar. Sedangkan penerbit indie merupakan penerbit mandiri atau independen.
Berbeda dengan peerbit mayor,
penerbit indie mengandalkan kekuatan penulis. Dengan kekuatannya, penulis
mendapatkan tiga keuntungan apabila menerbitkan bukunya di penerbit indie.
1. Bebas Penolakan Naskah
Naskah buku yang sudah siap diterbitkan bebas dari penolakan penerbit
tanpa ada persyaratan yang ketat dan berbelit-belit. Semua naskah masuk akan
diterbitkan sesuai dengan keinginan penulis. Semua tahapan persiapan naskah
untuk diterbitkan dikerjakan oleh penulis yang bersangkutan. Penulis harus
melakukan sendiri tahapan:
a. Prawriting
·
Tahap awal penulis mencari ide apa yang akan
ditulis dengan peka terhadap sekitar (pay
attention).
·
Penulis harus kreatif menangkap fenomena yang
terjadi di sekitar untuk menjadi tulisan.
·
Penulis banyak membaca buku.
b. Drafting
Penulis mulai menulis naskah buku sesuai dengan apa yang dia sukai ( passion). Boleh menulis artikel, cerpen, puisi, novel, dan sebagainya dengan penuh kreatif merangkai kata, menggunakan majas, dan berekpresi untuk menarik pembaca.
c. Revisi
Setelah naskah selesai maka dilakukan revisi naskah. Merevisi tulisan yang baik dicantumkan, naskah yang perlu dibuang, naskah yang perlu ditambahkan.
d. Editting/Swasunting
Setelah naskah kita revisi maka masuk tahapan editting. Penulis melakukan pengeditan. Hanya memperbaiki berbagai kesalahan tanda baca, kesalahan pada kalimat. Tahap ini boleh dikatakan sebagai "Swasunting" yaitu menyunting tulisan sendiri sebelum masuk penerbit, kan malu kalau banyak kesalahan. Maka penulis dituntut untuk memiliki kemampuan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EBBI.
e. Publikasi
Jika tulisan yang berupa naskah buku sudah yakin maka selanjutnya memasuki tahap Publikasi atau penerbitan buku.
Namun demikian tetap ada rambu-rambu yang harus dipenuhi. Naskah tidak
boleh mengandung pornografi, tidak menimbulkan kekacauan termasuk sara.
2. Cepat Naik Cetak
Semua naskah bisa lebih cepat dicetak karena alur produksi yang cepat,
tidak perlu mengantri berbulan-bulan. Barangkali hanya memerlukan waktu kurang
lebih dua minggu buku sudah siap dibaca. Waktu yang singkat tersebut merupakan
solusi bagi penulis yang memiliki kepentingan untuk segera dicetak karena untuk
persyaratan naik pangkat misalnya.
3. Kemasan Buku di Tangan Penulis
Mulai dari ukuran fisik
buku, bentuk desain atau layout isi, jenis font yang dipakai untuk teks, warna dominan
sampul/cover, hingga pilihan kertas yang akan digunakan untuk mencetak buku.
Singkat kata, penulis memiliki privilese untuk menentukan seperti apa buku akan
diwujudkan.
Salah satu
penerbit sebagai referensi adalah KAMILA PRESS LAMONGAN. # Syarat-syarat
penerbitan di KAMILA PRESS LAMONGAN juga tidak sulit.
1. Naskah yang dikirim harus lengkap mulai judul, kata pengantar, daftar isi naskah, daftar isi, daftar pustaka, biodata penulis disertai foto, dan sinopsis.
2. Naskah ditulis di kertas A5 (ukurannya 14,8 x 21 cm), spasi 1,15 ukuran font 11 dan margin kanan 2 cm, kiri 2 cm, atas 2 cm dan bawah 2 cm. Menggunakan jenis huruf Arial, Calibri atau Cambria, dan masukkan dalam 1 file.
3. Dikirim melalui email.
Sumber:
https://www.halamanmoeka.com/artikel/5-alasan-menerbitkan-buku-secara-indie
No comments:
Post a Comment
TERIMA KASIH