MENULIS TANPA IDE DAN TANPA TOPIK
Selama ada
wabah Covid-19 aku lebih sering menggunakan fasilitas internet. Belajar
menggunakan aplikasi secara online.
Suatu kebetulan teman di grup mengirim postingan tentang aplikasi yang ia
gunakan untuk berinteraksi dengan peserta didik. Kemudian aku berusaha mencari
alpikasi yang dia gunakan dan mempelajari dengan bantuan tutorial di youtube. Google Classrom yang dia gunakan. Ternyata tidak segampang yang aku
pikirkan. Setiap langkah aku harus mencari tutorial yang ada. Tak tanggung-tanggung
ternyata kuota yang tersedot. Setiap hari menghabiskan 1 sampai 2 GB. Selama
hampir seminggu aku membuat, mencari, dan memposting baik tugas maupun soal
ujian.
Siswa yang
merespon untuk bergabung dengan
Selama ada
wabah Covid-19 lebih sering menggunakan fasilitas internet. Salah seorang teman
memposting Pelatihan Belajar Menulis secara Online.
Sudah seminggu lebih mengikuti pelatihan online..
Dengan mengikuti pelatihan online
akan bertambah pengetahuan tentang bagaimana menggunakan IT untuk pembelajaran.
Selama ini menggunakan internet hanya untuk keperluan medsos, mencari sesuatu
yang belum tahu, dan bacaan sumber untuk kepentingan tulisan atau laporan.
Hari pertama
mengikuti pelatihan dengan seksama. Namun hanya mendapatkan tidak seperti yang
terharapkan. Para peserta berinteraksi dengan penyelenggara yang menyebut
dirinya Om Jay. Peserta saling berebut (mungkin) untuk memperkenalkan diri.
Setelah sesi
usai, peserta ditugasi membuat resume materi yang disampaikan oleh narasumber.
Resume harus dikumpulkan ke panitia dan diposting di blog milik peserta.
Setelah mengunjungi beberapa blog milik peserta, ternyata berbeda-beda hasil
resumenya. Ada yang meposting materi dan Tanya jawab lengkap tanpa editan, ada
yang mengedit sedikit, ada yang menampilkan materi saja. Lalu apa itu resume? Aku
juga mengira-ira. Kebetulan aku guru bahasa Indonesia, jadi aku juga sering
memberi tugas kepada anak-anakku yang bukan se-ibu se-bapak untuk membuat resume, pada kegiatan salah satu
literasi.
Jadi aku
tidak sengaja melaksanakan materi 6, Menulis Tanpa Ide. Ini juga aku menulis
tanpa ide, hanya curhat saja ngagreneng,
grenengan di dalam hati.
Dalam setiap materi selalu ada sesi tanya
jawab antara narsum dengan peserta. Aku tak pernah sedikitpun bertanya. Memang bawaan
(gawan bayi) aku nggak pernah
bertanya ketika jadi murid, mahasiswa, dan peserta apapun. Selain mau tanya
apa, aku juga hanya bertanya kepada sesame murid, atau mahasiswa, atau peserta
tentang materi, kalau yang saya tanya ngga bisa menjawab berarti sama. Berarti pula
banyak yang lain yang nggak ngerti. Seleasi.
Aku mengkopi
semua pertanyaan dan jawaban yang diposting. Belum membaca. Sesudah seleasi
sesi baru aku mulai membaca. Terkadang aku tersenyum sendiri (walau aku masih waras),
karena banyak pertanyaan yang MENURUTKU daripada tidak…
Pas materi
ke-7 itulah materi ajarku di sekolah. Disini aku paham kenapa anak didik kalo
disuruh menulis apapun tidak pernah sesegera memulai. Saya dulu ketika jadi
murid juga begitu. Mungkin peserta lain ada yang sepertiku juga? Ngga usah
dijawab. Dan banyak yang bertanya tentang diksi, penggunaan ejaan, tata
kalimat, dan juga mengenai paragraf.
Materi ke-7 sebenarnya sudah dimulai ketika
kelas 2 SD sekarang bukan zaman peserta sekolah. Saya membaca materi-materi buku
bahasa Indonesia. Tapi saya belum membaca kurikulumnya. Materi ke-7 ini
ternyata juga diulang di SMP. Nah, aku bertanya sudahkah diajarkan waktu SD? Pastinya
ada 3 jawab. Ada yang menjawab sudaaaah….. Beluuuuum….. dan jawaban satu lagi
yang terdengar lemah. Lupa…..Lalu aku berkesimpulan peserta lupa kalo sudah
pernah menerima materi sejenis ketika sekolah. Atau jangan-jangan paketan. Paket
A sampai E. Rinciannya: Paket A setara SD, Paket B setara SMP, Paket C setara SMA,
Paket D setara S1, Paket E setara S2.
No comments:
Post a Comment
TERIMA KASIH