CEPLOK TELOR
Kalau kamu bukan anak raja dan bukan anak ulama besar maka menulislah (Imam Ghazali). Adalah penulis yang siapa tak kenal beliau. Ulama besar, filsuf, penulis adalah bukan putra raja, bukan seorang “gus” maka beliau menjadi penulis agar dikenal dan dikenang.
Apabila istri
raja melahirkan putra, hebohlah seluruh negeri. Tak perlu mendeklarasikan diri
seorang pangeran akan dikenal dan dikenang di seluruh negeri. Seluruh rakyat menyambut dengan suka cita.
Mengadakan upacara penyambutan kelahiran pangeran, pesta diadakan mungkin
berhari-hari.
Ulama besar
yang memiliki pondok yang besar pula dengan santri yang tak terhitung jumlahnya
apabila memiliki putra, maka seluruh santri, orang tua santri, jamaah pengikutnya
akan menyambut dengan puji syukur yang bertalu-talu, mengelu-elukan sebagai
calon ulama penerus. Tak perlu menguras tenaga untuk dapat dikenal dan
terkenal. Cukuplah selalu megikuti jejak sang ayah akan termashur jadinya.
Bagaimana
dengan lahirnya seorang anak jelata? Siapa yang mempedulikan? Sanak keluarga
bagi yang punya. Tatangga bagi yang tak cacat dalam pergaulannya. Dalam tradisi
juga paling sampai 35 hari, selesai.
Imam Al
Ghazali memberikan penyemangat bagi umat yang mau mengikutinya. Menulislah.
Demikian yang bisa beliau tekankan. Apa kekuatan tulisan yang dihasilkan? Telah
terbukti, beliau yang hidup di abad 11 masih dikenang dan dikenal sampai saat
ini. Beliau bukan seorang pangeran dan bukan seorang "gus", tetapi
namanya harum sampai saat ini. Beliau hanyalah anak seorang pemintal bulu
kambing, miskin. Tapi sekarang bukan hanya negerinya yang mengenal dirinya,
tetapi seantero jagat mengenal, mengutip pemikirannya.
Siapakah yang
tak mengenal ceplok telor? Dengan peralatan masak yang sederhanaa dapat makan
dengan lahap. Kompor, wajan, susuk, minyak sayur sedikit jangan lupa telornya.
Itu alat dan bahan yang perlu sediakan.
Siapkan
kompor beserta bahan bakarnya lalu nyalakan dengan nyala api yang kecil.
Retakkan kulit telor di sudut meja atau dengan susuk. Buka kulit telor di atas
wajan yang sudah dituangi minyak sayur
secukupnya. Mau ceplok mau mata sapi? Tidak sampai lima menit telor
ceplok bisa dinikmati. Nikmatnya dimakan sebelum dingin, apalagi dengan sambal
dan atau kecap bagi sebagian orang. Tambah lagi dengan lalapnya, mantul.
Ceplok telor
adalah makanan cepat saji yang sudah berumur puluhan bahkan ratusan tahun.
Mudah pembuatannya dan mudah mendapatkan bahan dan alatnya. Disukai banyak
orang, bahkan ada yang menjadikan
makanan favoritnya. Bagaimana dengan Anda?
Bagi seorang
Lilis, resep ceplok telor diadopsi kedalam kegiatan membuat resume. Namun
jangan salah tafsir. Yang diadopsi kecepatan memasak, kemudahan membuatnya,
dan rasanya yang enak. Resume yang
dihasilkan tetap renyah bahasanya, komplit menunya, dan terstruktur.
Diilhami oleh
“Sebatang Pensil”-nya Paulo Coelho, bahwa menulis menggunakan alat tulis yaitu
pensil. Pensil merupakan alat tulis yang digunakan untuk belajar menulis. Pensil
digunakan oleh anak-anak kelas 1-2 SD karena dapat dihapus.
1.
Mulailah menulis dengan doa
Memulai segala sesuatu lebih baik
diawali dengan doa. Berdoa memiliki pernana penting dalam kehidupan manusia. Doa
adalah salah satu bentuk komunikasi antara manusaia sebagai makhluk terhadap
sang pencipta. Doa merupakan pengakuan atas kelemahan manusia sehingga harus
meminta pertolongan agar dikuatkan dalam segala hal. Dengan memanjatkan doa
manusia tidak akan pernah sombong apabila segala yang dilakukan telah mencapai
hasil, dan tak akan putus asa bila mengalami kegagalan.
2.
Meraut pensil
Untuk menulis dengan hasil yang
bagus maka ujung pensil haruslah runcing. Untuk meruncingkannya perlu diraut. Dengan
cara meraut yang benar maka pensil akan nyaman digunakan dan hasil tulisan
tampak rapi. Demikian seterusnya, semakin pensil digunakan maka harus pula
sering diraut. Janganlah pensil yang cepat tumpul menjadikan sebuah hambatan dalam
menulis. Kata Nenek, dalam hidup harus menanggung beberapa penderitaan dan
kesedihan. Cobaan hidup yang demikian akan menjadikan seseorang yang lebih
bijaksana.
3.
Menghapus yang salah
Dalam belajar tentu akan menemui hambatan-hambatan.
Hambatan dan rintangan harus dilalui, diatasi, dicarikan solusinya. Kegiatan belajar
menulis pun akan banyak tantangan baik yang timbul dari diri sendiri maupun
dari luar diri. Menghapus adalah satu cara mengatasi rintangan dan halangan. Kesalahan
mungkin berasal dari pemikirn yang kurang konsentrasi, kurang pemahaman, kurang
membaca literasi, atau kesalahan dalam penulisan akibat kelelahan memegang
pensil.
Meghapus bukan berarti menghilangkan
kesalahan, tetapi bertujuan meluruskan yang belum sesuai dengan apa yang
seharusnya.
4.
Yang berfungsi untuk menulis adalah grafitnya
(bagian dalam)
Sejatinya yang menggoreskan tulisan
adalah bagian dalam pensil. Kayu yang dipegang oleh tangan hanyalah sebagi
pembungkus agar bisa menulis dengan nyaman. Namun biasanya pembungkus diberi
aksesoris sebagai daya tarik pemakai. Aksesoris aan hilang sejalan dengan usia
pensil yang sering diraut. Demikian dala menulis, sejatinya tulisan hanyalah simbol-simbol
yang ditorehkan dari dalam hati penulisnya. Tulisan mencrminkan pribadi
penulisnya. Semakin matang pribadi penulisnya, maka tulisan yang dihasilkan
akan semakin berbobot.
5.
Hasil tulisan memiliki dampak
Pena lebih tajam daripada pedang
(Edward Bulwer-Lytton). Kata-kata yang diucapkan (ditulis) dapat melukai orang
lain. Akibatnya bisa menimbulkan perselisihan, permusuhan, pertengkaran, dan fitnah.
Kata-kata dapat disalah tafsirkan, dapat menjerumuskan, dapat membingunkan,
memutarbalikkan fakta, dan masih banyak akibat yang ditimbulkan dengan adanya
permainan kata. Oleh karena itu, hidup harus dapat memberkan bekas yang baik.
https://id.wikipedia.org/wiki/Al-Ghazali
https://www.kompasiana.com/jazimnaira/55106d6f8133115334bc653e/kisah-sebatang-pensil-paulo-coelho
https://id.quora.com/Mengapa-anak-kelas-1-2-dan-3-SD-menggunakan-pensil-bukan-ballpoint
https://kumparan.com/syarif-yunus/kenapa-kamu-harus-berdoa-1vDwG4pzfD8/1
https://www.wordhippo.com/what-is/another-word-for/sword.html
No comments:
Post a Comment
TERIMA KASIH